Berita Banjarnegara
Harumnya Budidaya Melati di Banjarnegara, Disuplai ke Pabrik Teh
Petani tidak memanen bunga berwarna putih lalu dijual, melainkan kuncup bunga atau bunga yang belum mekar.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: mamdukh adi priyanto
Dari pengepul, kata Rijal, hasil panen petani itu lantas dibawa ke PT (perusahaan) di Pekalongan untuk campuran teh.
"Setiap hari, Melati dibawa ke Pekalongan," bebernya.
Baca juga: Identitas 9 Orang Tewas Tenggak Miras Oplosan di Jepara
Baca juga: Jadi Tersangka Gingseng Maut, Penjual Miras Oplosan Sempat Buang Barang Bukti
Menurutnya, di puncak kejayaannya, rata-rata lahan warga di Situwangi sempat ditanami Melati.
Harga Melati saat itu juga bisa mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Namun, usaha pertanian bunga yang bernama lain yasmin ini juga kerap mengalami pasang surut.
Beberapa tahun terakhir usaha itu kian lesu.
Harga Melati pun anjlok.
Karena tak lagi menjanjikan, sebagian petani memilih mengganti tanamannya dengan komoditas baru, semisal jeruk dan jambu.
Saat ini, masih ada sejumlah petani yang bertahan menanam Melati di lahan mereka.
"Sekarang laku, tapi murah," imbuhnya.(*)