Berita Purbalingga
Gunakan Kulit Buah, Pengelola Kelenteng Ho Tek Bio Purbalingga Buat Eco Enzim. Ini Manfaatnya
Kelenteng Ho Tek Bio Purbalingga menggagas pembuatan eco enzim yang bisa digunakan dalam pengobatan, bahan kosmetik, disinfektan, dan pupuk.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Kelenteng Ho Tek Bio Purbalingga menggagas pembuatan eco enzim yang bisa digunakan dalam pengobatan alternatif, bahan kosmetik, disinfektan, dan pupuk cair alami.
Lim Ngan Min atau akrab disapa Amin, merupakan salah satu pengelolaan kelenteng yang menggagas eco enzim di Purbalingga.
Menurut Amin, banyaknya sampah organik, terutama kulit buah-buahan, memberi ide membuah eco enzim tersebut.
Hanya, tidak semua buah bisa dimanfaatkan. Dia menggunakan kulit buah dari buah yang masih bagus, tidak busuk, dan tidak bergetah. Misalnya, kulit buah jeruk, apel, pir, juga mangga.
Kulit buah ini kemudian dicuci bersih, dipotong-potong, kemudian difermentasi selama 3 bulan, menggunakan zat fermentasi gula (molase). Perbandingannya, 3:1:10.
"Misalnya, kulit buah 3 gram maka gulanya 1 gram, kemudian airnya 10 gram. Kemudian, bahan-bahan itu dicampur secara merata," ujarnya dalam rilis, Minggu (16/1/2021).
Baca juga: Hari Terakhir Bazar Art Purbalingga, Ada Pertunjukan Kuda Lumping dan Kerajinan Handmade Terbatas
Baca juga: Warga Sidakangen Purbalingga Buat Gerakan Jumat Berkah, Bagikan Nasi dan Sembako ke Warga Miskin
Baca juga: Puji MDMC Purbalingga, Bupati Tiwi: Responsif saat Terjadi Kebencanaan
Baca juga: Tak Pulang setelah Pamit Ambil Rapor, Siswi SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga Ditemukan di Yogya
Fermentasi yang jadi, menurut Amin, akan menghasilkan larutan berwarna cokelat keruh dan beraroma asam manis yang kuat.
"Penggunaan untuk pengobatan dan detoksifikasi, bisa dilakukan dengan melarutkan eco enzim ke dalam air hangat di dalam baskom, kemudian untuk merendam kaki selama kurang lebih 15 menitan."
"Atau, dimasukkan ke wadah handspray untuk disemprot ke badan yang sakit, semisal asam urat atau luka digigit serangga," kata Amin.
Eco enzim ini tidak dijual namun dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Eco enzim seperti ini juga pernah digunakan sebagai disinfektan saat pandemi Covid-19 di Purbalingga sedang tinggi-tingginya.
Bila masyarakat tertarik mengadakan pelatihan, Amin siap menjadi mentor secara gratis. (Tribunbanyumas/jti)
Baca juga: Gunung Berapi Bawah Laut di Samudra Pasifik Meletus, Tsunami Landa Tonga dan Selandia Baru
Baca juga: Truk Tangki BBM Nyungsep ke Sungai di Jalan Pantura Cepiring Kendal, Sopir Diduga Mengantuk
Baca juga: Kapal Oleng saat Jaring Ikan Ditarik, Dua Nelayan Hilang di Perairan Buton Cilacap
Baca juga: Sepekan Gelar Razia, Polresta Banyumas Amankan 181 Knalpot Brong. Minta Pengendara Langsung Ganti