Berita Pendidikan
Jadi Kritikan PGRI Jateng, Rencana Tiga Penjurusan di SMA Bakal Dihapus Melalui Kurikulum 2022
Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa di sekolah menengah atas (SMA) bakal dihapus melalui Kurikulum 2022.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kurikulum 2022 bakal menghapus jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa di sekolah menengah atas (SMA).
Nantinya, peserta didik diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasi pelajar.
Namun demikian, ada mata pelajaran yang wajib ditempuh siswa.
Seperti pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, penjaskes.
Baca juga: Taman Tugu Muda Semarang Makin Cantik, Ada Lukisan Warak Ngendhog
Baca juga: Begini Cara Hendi Semangati Reno Siswa Kelas 4 SD di Kota Semarang, Beri Kaki Palsu Hingga Laptop
Baca juga: Universitas Terbuka Usulkan Program Wajib Kuliah, Gambarannya Seperti Apa Semisal di Semarang?
Baca juga: Taman Bubakan Semarang Sudah Rampung, Bakal Diresmikan Bersamaan Museum Kota Lama
Pengurus PGRI Jawa Tengah pun mengkritisi kebijakan tersebut.
Untuk membuat kurikulum baru, harus terlebih dahulu mengkaji secara mendalam.
"Terkait banyaknya kebijakan baru saat ini, menurut kami belum selesai pada kajian-kajian menyeluruh," kata Ketua PGRI Jateng, Muhdi kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (29/12/2021).
Menurutnya, meskipun kurikulum tersebut baik, seharusnya juga ada sosialisasi untuk menggapainya.
Pihaknya juga belum dilibatkkan untuk pembahasan detail terkait perubahan kurikulum ini.
Muhdi juga enggan berkomentar banyak terkait kebijakan ini lantaran pihaknya juga masih melakukan pendalaman terkait hal tersebut.
Toh, kurikulum baru akan diterpakan pada tahun ajaran baru atau pada Juli 2022.
Artinya, masih ada lebih dari 6 bulan untuk lebih mendalami kebijakan tersebut.
Muhdi mengatakan, sebaiknya pemerintah memikirkan peta jalan pendidikan terlebih dahulu.
Dengan begitu, arah pendidikan Indonesia bisa diketahui akan dibawa ke mana.
"Peta jalan pendidikan juga kan belum disahkan."
"Sehingga belum jelas payungnya."
"Usulan peta jalan pernah dilempar, lalu hilang lagi."
"Peta jalan menjadi penting agar arah pendidikan di Indonesia jelas akan ke mana," ujarnya.
Seperti diketahui, kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, kerap berubah.
Apalagi ketika pejabat kementerian berganti, kebijakan juga berubah.
Dari pengalaman ini, peta jalan pendidikan menjadi penting.
Meskipun kebijakan berubah, namun cetak biru pendidikan sudah ada.
Dengan begitu, diharapkan pendidikan Indonesia lebih maju dan berkembang. (*)
Baca juga: Asyik, Warga Desa Sangkanayu Dapat Bantuan 14 Kambing Jantan, Program CSR BPR BKK Purbalingga
Baca juga: Inilah Cerita Remaja Jenggawur Banjarnegara Cari Kebahagiaan Sederhana, Berburu Belut di Persawahan
Baca juga: Dua Pekan Vaksinasi Anak di Kota Tegal Sudah Capai 40 Persen, Target Sasaran Ada 25.416 Orang
Baca juga: Masih Tanda Tanya, Siapakah Pemain Asing Rekrutan PSIS Semarang? Bakal Dikenalkan di Bali