Berita Semarang Hari Ini
Hendi Nego ke Pengurus MAJT, Bisa Pakai Lahan Pasar Relokasi Johar Semarang Hingga Juni 2022
Meski tidak bisa diperpanjang, MAJT masih meminjamkan lahan yang saat ini digunakan sebagai tempat relokasi hingga tahun depan.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Berakhirnya masa kontrak sewa lahan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) sempat membuat keresahan di kalangan pedagang.
Pasalnya, masih ada sejumlah pedagang yang belum mendapatkan lapak di kawasan Johar Semarang.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, sudah berkomunikasi dengan pihak MAJT.
Meski tidak bisa diperpanjang, MAJT masih meminjamkan lahan yang saat ini digunakan sebagai tempat relokasi hingga tahun depan.
Baca juga: Mulai Februari 2022, Gedung SCJ Kawasan Johar Semarang Direhab, Distaru Sudah Siapkan Rp 5 Miliar
Baca juga: Taman Lele Semarang Jadi Wisata Alternatif Isi Libur Nataru, Cocok Buat Refreshing Anak-anak
Baca juga: Belajar Toleransi Sejak Dini - Jamaah Ahmadiyah Semarang Ini Ajak Kedua Anaknya Ikut Natalan
Baca juga: Berkah Natal, 85 Napi Lapas Semarang Dapat Remisi, Mayoritas Pengurangan Sebulan Masa Hukuman
"Juni 2022 seharusnya pedagang sudah masuk ke sana (Kawasan Johar)."
"Pasca itu, pihak MAJT akan melakukan hal-hal terkait tanah miliknya."
"Kami masih minta nego sama MAJT agar tanahnya bisa dipakai untuk pedagang sampai Juni 2022," papar Hendi, sapaannya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (26/12/2021).
Dia berharap, seluruh pedagang yang sudah mendapatkan undian lapak agar bisa segera menempati lapaknya.
Penataan pedagang kembali ke Kawasan Johar memang dilakukan secara bertahap oleh Pemkot Semarang.
Hal itu mengingat ada blok yang masih dalam proses pembangunan.
Ada pula blok yang baru akan direhab.
Pemkot Semarang menyiapkan enam blok yaitu Johar Utara, Johar Tengah, Johar Selatan, Kanjengan, Alun-Alun Johar, dan Shopping Center Johar (SCJ).
"Tahun ini yang sudah tuntas utara dan tengah."
"Akhir tahun nanti Johar Selatan, Kanjengan, dan alun-alun," sebut Hendi.
Menurutnya, lima tempat itu belum dapat menampung seluruh pedagang.