Modal Habis Karena Kecelakaan, Pedagang Nasi Goreng Banjarnegara Ini Bangkit Lagi, Bekalnya KUR BRI

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Peristiwa kecelakaan 2018 masih membekas di memori Kirman, pelaku usaha kecil asal Desa Prendengan, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. 

Dia mengalami kecelakaan, bertabrakan dengan pengendara lain di Kecamatan Banjarmangu.

Kirman tersungkur, tubuhnya penuh luka, dan kendaraannya rusak parah. 

Baca juga: Apes! Saat Harga Tinggi, Cabai di Kebun Warga Kutawuluh Banjarnegara Malah Raib Dipanen Maling

Baca juga: Vaksinasi di Banjarnegara Terus Dituntaskan, Antusias Warga Masih Tinggi

Baca juga: Ingat Pasangan Lansia Hidup di Hutan Prigi Banjarnegara? Begini Kondisi Mereka Saat Ini

Baca juga: Pemancing Dilaporkan Hanyut di Sungai Serayu Banjarnegara, Pencarian Hari Ketiga Masih Nihil

Dia cukup lama mendapat kesembuhan. 

Kirman bukan hanya menderita karena luka, dia harus istirahat bekerja karena tangannya patah. 

Kirman tak lagi bisa berjualan nasi goreng untuk mendapatkan penghasilan.

Padahal, keluarganya sangat bergantung dari usaha kecil itu untuk memenuhi kebutuhan. 

Perekonomiannya terpuruk hingga sulit mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sampai kondisinya berangsur pulih, Kirman memutuskan untuk berdagang kembali. 

Masalahnya, Kirman telah kehabisan modal.

Sudah 2,5 bulan dia libur dagang sehingga tak ada penghasilan.

Sementara pengeluarannya selama sakit cukup besar. 

Utang mungkin jalan satu-satunya untuk mengakses modal.

Tapi dia khawatir dengan bunga yang memberatkan. 

Bagaimana pun, Kirman harus kembali membuka usaha untuk memulihkan ekonomi keluarganya.

Dia pun mendapatkan solusi atas permasalahannya. 

Kirman coba mendaftar program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank Rakyat Indonesia (BRI). 

Melalui program itu, dia bisa mengakses pinjaman dengan bunga ringan. 

"Saya coba pinjam KUR, saya ajukan dengan surat keterangan usaha dan diterima," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (16/12/2021). 

Berbekal pinjaman KUR, Kirman akhirnya bisa kembali membuka warung nasi goreng yang sempat ditinggalkan. 

Kirman membangun bisnisnya kembali setelah sempat vakum berbulan-bulan.

Beruntung pelanggannya tak hilang. 

Meski omset tak menentu, Kirman bersyukur setiap hari ada pemasukan. 

Dengan begitu, ia bisa kembali menafkahi keluarganya.

Perekonomiannya kembali normal.

Dari usaha itu, Kirman tak hanya bisa menutup kebutuhan harian.

Ia juga bisa mengangsur tiap bulan untuk menutup pinjaman. 

Terlebih usahanya cukup berkembang. 

Kirman tidak terbebani dengan kewajiban mengangsur tiap bulan. 

"KUR itu kan bunganya ringan."

"Jadi saya bisa cicil tiap bulan ringan, karena ada pemasukan dari usaha," katanya. 

Di masa pandemi Covid-19, seperti UMKM pada umumnya, usaha Kirman ikut terimbas.

Dagangannya lebih sepi dari biasa.

Penghasilannya berkurang.

Dia harus berjuang mempertahankan usahanya di tengah masa sulit pandemi. 

Beruntung pemerintah memahami kondisi pelaku usaha kecil sepertinya.

Melalui kebijakan relaksasi, ia sedikit bisa bernapas lega. 

BRI memberikan kelonggaran bagi nasabah KUR.   

Melalui kebijakan itu, Kirman boleh menunda pembayaran cicilan sampai enam bulan. 

Kirman bersyukur ada kebijakan itu.

Ia bisa libur menyicil dan fokus mempertahankan usahanya di tengah badai pandemi.

Kebijakan itu cukup meringankan beban pelaku UMKM sepertinya yang bisa saja kolaps tanpa adanya intervensi. (*)

Baca juga: Kehidupan Pesisir Kota Pekalongan Terpotret di Film Alang Alang, Diputar di Layar Lebar Awal 2022

Baca juga: Penghujung Tahun, 150 Pelajar Berprestasi Dapat Beasiswa, Disdikbud: Bagian Program Kendal Cerdas

Baca juga: Vaksinasi Ndodok Lawang di Semarang - Bangun Tidur Langsung Ikut Vaksin

Baca juga: Hore! Buruh Rokok di Kudus Mulai Terima BLT Cukai Rp 600 Ribu Per Orang