Berita Tegal Hari Ini

Yuks Intip Cara Kerja Mesin Predator Sampah di Tegal, Produksi Briket Pengganti Batu Bara

Koordinator pengolahan sampah di TPS 3R Mintaragen, Suparyo mengatakan, mesin predator sampah sudah beroperasi sejak awal tahun, pada Januari 2021.

TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Penampakan mesin predator sampah pengolah bahan bakar briket di Pusat Daur Ulang Sampah TPS 3R Mintaragen, Kota Tegal, Sabtu (27/11/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Hampir genap setahun mesin pengolah sampah menjadi bahan bakar briket beroperasi di Pusat Daur Ulang Sampah TPS 3R Mintaragen, Kota Tegal.

Mesin tersebut bernama Mesin Predator Sampah. 

Dari mesin itu, ratusan ton briket pernah diproduksi dan sudah terkirim ke industri mitra di Semarang. 

Baca juga: Ini Alasan Ikasma Baksos di Pantai Muarareja Indah Tegal, Bagikan 300 Paket Sembako

Baca juga: Suami Pidanakan Istrinya Karena Dugaan Pemalsuan Akta Jual Beli Kapal, Sidang di PN Kelas 1A Tegal

Baca juga: Wali Kota Dedy Yon Lantik Delapan Pejabat Baru Lingkungan Pemkot Tegal, Berikut Daftar Lengkapnya

Baca juga: Mohon Maaf, Taman Pancasila Kota Tegal Ditutup Lagi, Berlaku Hingga 2 Januari 2022

Briket yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti batu bara. 

Mesin tersebut merupakan hibah yang diterima Pemkot Tegal dari PT Kemasan Ciptatama Sempurna.

Lalu bagaimana cara kerja mesin predator sampah tersebut?

Koordinator pengolahan sampah di TPS 3R Mintaragen, Suparyo mengatakan, mesin predator sampah sudah beroperasi sejak awal tahun, pada Januari 2021.

Semua volume sampah yang dihasilkan di Kelurahan Mintaragen, setiap harinya terolah menjadi briket

Meski bagitu tetap dilakukan pemilahan. 

Beberapa sampah tidak bisa diolah, seperti  logam, kaca, dan kayu besar. 

"Jadi sampah tetap dipilah, barangkali ada logam, kaca atau kayu besar yang tidak bisa terolah," kata Paryo, sapaan akrabnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (27/11/2021). 

Paryo menjelaskan, kerja dari mesin predator sampah tersebut terbagi menjadi empat proses. 

Pertama, sampah-sampah tersebut melalui mesin pencacah.

Tetapi sebelum masuk mesin pertama, ada petugas yang melakukan pemilihan sampah. 

Tahap kedua, sampah yang sudah dicacah masuk ke mesin pengepresan dengan tujuan mengurangi kadar air. 

Setelah itu sampah diteruskan masuk ke mesin rotari untuk proses pengeringan sampah. 

Kemudian tahap terakhir, sampah yang sudah kering memasuki mesin keempat, yaitu proses pencetakan. 

"Setelah melalui empat proses itu, sampah sudah menjadi briket."

"Dan sudah bisa digunakan untuk bahan bakar," ungkapnya. 

Paryo yang juga Ketua RW 08 Kelurahan Mintaragen, mengatakan, manfaat dari keberadaan mesin predator sampah tersebut sangat terlihat. 

Karena sampah yang dihasilkan setiap harinya sekelurahan bisa terolah. 

Tidak ada lagi sampah dari TPS 3R Mintaragen yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

Sementara untuk total petugas sendiri berjumlah 12 orang. 

"Yang jelas mengurangi sampah di lingkungan."

"Sehingga tingkat kekumuhan di lingkungan terkurangi," ujarnya. 

Bahan bakar briket dari sampah yang diolah oleh mesin predator sampah di Pusat Daur Ulang Sampah TPS 3R Mintaragen, Kota Tegal.
Bahan bakar briket dari sampah yang diolah oleh mesin predator sampah di Pusat Daur Ulang Sampah TPS 3R Mintaragen, Kota Tegal. (TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD)

Olah 2 Ton Per Hari 

Kepala DLH Kota Tegal, Resti Drijo Prihanto mengatakan, produk yang dihasilkan dari mesin predator sampah adalah briket

Briket tersebut digunakan untuk pengganti batu bara. 

Ia mengatakan, setiap hari tercatat sekira 2 ton sampah terolah menjadi briket.

Jumlah tersebut total seluruh sampah yang dihasilkan oleh warga di Kelurahan Mintaragen, Kota Tegal

"Yang jelas di Mintaragen itu sekira 2 ton sampah per hari sudah bisa terkurangi."

"Jadi di situ sudah tidak ada armada truk yang mengirim sampah ke TPA," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (27/11/2021). 

Resti menjelaskan, briket tersebut kemudian dikirim ke satu industri di Semarang. 

Ada 1,5 ton briket yang dikirim lima hari sekali. 

Pengiriman tersebut sudah berlangsung sejak Januari 2021. 

Sementara total hingga November 2021, sekira 100 ton briket sudah didistribusikan. 

"Baru ada satu pabrik yang mau."

"Tapi kami tawarkan juga siapa yang mau."

"Silakan yang mau coba memakai, bisa ambil," ungkapnya. 

Resti mengatakan, keberadaan mesin predator sampah tersebut telah berhasil mengurangi sampah di Kelurahan Mintaragen. 

Jadi tidak ada sampah yang dilarikan ke TPA. 

Ia menilai, jika ingin efektif semestinya di tiap kelurahan memang ada mesin predator sampah

Menurutnya, hal itulah yang saat ini menjadi PR untuk DLH Kota Tegal.

"Ini menjadi upaya kita agar sampah ini tidak lagi ke TPA semua."

"Karena setelah ada mesin, sampah langsung diolah," ungkapnya. (*)

Baca juga: Bupati Kudus: Kami Siap Jika Harus Kucurkan BLT Buruh Rokok Rp 45,1 Miliar

Baca juga: Bupati Kudus Sarankan Buruh Tempuh Penyelesaian Bipartit Jika Tak Puas dengan Nominal Kenaikan UMK

Baca juga: Seribuan Warga Ikuti Vaksinasi Merdeka di Mapolres Pati, Ini Kata Kapolres AKBP Christian Tobing

Baca juga: Sang Kapten Sumbang Hattrick Buat Persipa Pati, Tri Handoko: Agak Tegang Tadi Lawan Persibat Batang

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved