Berita Banyumas

Warga Karanggintung Banyumas Pasang Jaringan Internet Mandiri, Sebulan Cukup Bayar Mulai Rp 175 Ribu

Warga Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas, berinisiatif membangun jaringan internet secara mandiri.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK HUMAS PEMKAB BANYUMAS
Bupati Banyumas Achmad Husien meresmikan jaringan internet secara mandiri di Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Senin (22/11/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Warga Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas, berinisiatif membangun jaringan internet secara mandiri.

Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Sari, pemerintah desa setempat menggandeng penyelenggara jaringan internet atau ISP (internet service provider) untuk menyediakan akses tersebut.

Kepala Desa Karanggintung Harsiyadi mengatakan, program bernama Desa Mandiri Internet ini dirintis sejak tahun 2020 lalu.

Ide membangun jaringan internet secara mandiri ini berawal dari pemdes dan BPD yang ingin memiliki usaha produktif.

"Nah, internet ini kan menjadi kebutuhan primer, saat ini. Karena itu, kami mendapat mitra pihak swasta PT Sarva (Sarva Solution Indonesia) agar usaha internet itu bisa berjalan," tuturnya usai peresmian program Desa Mandiri Internet, di Balai Desa Karanggintung, Senin (22/11/2021).

Baca juga: Pemkab Banyumas Anggarkan Belanja Tak Terduga Rp 44 Miliar, Antisipasi Bencana dan Ledakan Covid

Baca juga: Rumah Lengger Banyumas Pentaskan Metamorfosa Lengger, Buah Kolaborasi Empat Kesenian

Baca juga: Jelang Pilkades Serentak, Polresta Banyumas Mulai Awasi Pergerakan Para Botoh

ISP tersebut menggandeng Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Lumintu yang dikelola warga, untuk membantu pemasaran, pemasangan perangkat, dan teknisi internet.

Dalam perjalanannya, pemdes terlibat dengan membiayai berbagai kebutuhan yang terkait jasa pemasangan, pembuatan server, dan perakitan perangkat, menggunakan Anggaran Dana Desa.

"Karena ini usaha produktif, KIM Lumintu yang tadinya mitra pemdes, sekarang sudah di bawah BUMDes," jelasnya.

Dia mengatakan, sejauh ini, sebanyak 168 warga Desa Karanggintung sudah menjadi pelanggan Lumintu.

Mereka hanya dikenai biaya langganan cukup murah, tergantung dari kecepatan layanan internet yang dipilih.

Kecepatan layanan internet yang disediakan terdiri dari tiga jenis, 5 Mbps dengan biaya Rp 175 ribu per bulan, 10 Mbps dengan biaya langganan Rp 250 ribu per bulan, dan 20 Mbps dengan biaya Rp 400 ribu per bulan.

"Area yang tercover sekitar tiga perempat wilayah desa, dengan kabel fiber optik yang terpasang sepanjang lebih dari 4 kilometer," ujar Direktur PT Sarva Solusi Indonesia, Wahyono.

Wahyono mengatakan, Desa Karanggintung merupakan pilot project program Desa Mandiri Internet.

Selain di Banyumas, pihaknya juga mengembangkan program serupa di Kabupaten Purbalingga dan Cilacap.

Saat peresmian, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, internet harus dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan produktif dan perekonomian desa.

Oleh karena itu, pemasangan internet di desa harus diperluas ke rumah-rumah warga.

"Ini pionir Desa Mandiri Internet pasti sangat berguna bagi masyarakat. Selain biaya internetnya murah tapi lancar," ungkapnya.

Kendati demikian, Husein mengingatkan pemdes agar melaporkan penggunaan dana secara berkala dan transparan.

Baca juga: Diguyur Hujan Semalaman, Sungai Cacaban Tegal Meluap Banjiri Rumah Warga di Mlangse Suradadi

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Selasa 23 November 2021: Rp 984.000 Per Gram

Baca juga: Cuaca Purwokerto Hari Ini, Selasa 23 November 2021: Waspada! Malam Diperkirakan Hujan Disertai Petir

Dia tidak mau, program baik ini membuat seseorang tersandung masalah hukum.

Husein bakal memantau dan mengevaluasi program tersebut dalam waktu 1-3 bulan ke depan.

Apabila berjalan lancar dan menguntungkan masyarakat maka Desa Mandiri Internet bisa dikembangkan ke daerah lain.

"Ini perlu dibuktikan terus. Kami coba lihat satu sampai tiga bulan ke depan bagaimana."

"Kalau hasil evaluasinya menguntungkan masyarkat dan tidak ada kerugian negara, nanti bisa dikembangkan lagi," terangnya.

Peresmian ini juga turut dihadiri tokoh intelektual muslim, Emha Ainun Nadjib.

Cak Nun, sapaannya, menyampaikan, internet adalah bagian dari kemajuan teknologi informasi pada era Revolusi Industri 4.0.

Namun, hal itu ada sisi positif dan negatifnya.

Menurutnya revolusi industri pertama di Eropa, renaissance itu bukan pencerahan tapi merebut manusia dari Gusti Allah.

"Manusia itu menjadi penguasa dunia, yang menguasai tumbuhan dan hewan. Manusia menjadi makhluk yang mengeksploitasi alam."

"Lalu, ada globalisasi, sekarang revolusi IT. Karena itu, saya pesan, harus berhati-hati dengan penggunaan (internet) karena ada maslahat dan mudharatnya."

Itu yang harus kita atasi," kata Cak Nun. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved