Berita Semarang
Tak Lagi Jadi Gulma, Sedimen Enceng Gondok Rawa Pening Ambarawa Ternyata Bermanfaat Jadi Media Tanam
Upaya mengatasi volume enceng gondok di Danau Rawa Pening, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus dilakukan.
TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Upaya mengatasi volume enceng gondok di Danau Rawa Pening, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus dilakukan.
Satu di antaranya, memanfaatkan sedimentasi dan tanaman enceng gondok sebagai media tanam.
Direktur Eksekutif Indonesia CARE Lukman Azis Kurniawan mengatakan, sedimentasi dan tanaman eceng gondok ini telah menimbulkan permasalahan bagi kehidupan sekitarnya berupa luapan air danau yang merendam kawasan pertanian masyarakat.
Selain itu, juga mengurangi debit air yang dapat ditampung di Rawa Pening, menurunkan kualitas air danau, serta mengurangi jumlah ekosistem yang ada di dalamnya.
Dari catatannya, luasan permukaan Danau Rawa Pening tersisa 1.850 hektare dari yang seharusnya 2.670 hektare.
Baca juga: Pilih Cari Ikan, Nelayan Rawa Pening Kabupaten Semarang Dikejar hingga Tengah Rawa untuk Divaksin
Baca juga: Pemkab Semarang Siapkan Kolam Terpal untuk Tingkatkan Hasil Tangkapan Nelayan Rawa Pening
Baca juga: Talud Ambrol Timpa Mobil Boks di Jambu Semarang, Sebelumnya Hujan Deras Turun Sekitar 2 Jam
Baca juga: Warga Ambarawa Kabupaten Semarang Kembali Rasakan Gempa, Tiga Pekan Terakhir Terjadi 41 Guncangan
Itu sebabnya, danau ini menjadi satu di antara 15 danau berstatus kritis di Indonesia.
"Untuk mengatasinya, perlu penanganan komprehensif termasuk untuk pemanfaatan sedimentasi yang telah diangkat tersebut agar tidak kembali masuk ke dalam danau serta eceng gondok yang kini telah menutupi lebih dari 60 persen permukaan danau," jelasnya dikutip dari Kompas.com, Jumat (19/11/2021).
Lukman mengatakan, Yayasan Indonesia CARE bersama komunitas Negeri Lohjinawi (NLJ), Posko Jenggala dan Relawan Tani mencoba memanfaatkan limbah sedimentasi dan tanaman eceng gondok yang telah diangkat oleh tim Penyelamatan Danau Kritis untuk pemberdayaan dan penguatan para petani di Jawa Tengah.
"Ditargetkan 100.000 petani bisa terbantu melalui pembagian bibit unggul gratis hasil dari pemanfaatan sedimentasi sebagai media tanam dan eceng gondok sebagai pupuk organik dalam program konservasi danau kritis Rawa Pening ini," paparnya.
Pembibitan yang dilakukan menjalankan sejumlah tanaman produktif di antaranya kubis, cabai, terong, seledri, daun bawang, bawang merah, tomat, dan kentang.
"Tentunya, media tanam yang digunakan dari hasil limbah sedimentasi tadi," ungkapnya.
Bibit-bibit tersebut selanjutnya dibagikan secara gratis ke ribuan petani di Jawa Tengah.
"Sudah ada sekitar 3.000-an petani yang menerima bibit gratisnya. Sedimentasi dari danau Rawa Pening ini mampu meningkatkan dua hingga tiga kali lipat hasil panen dibandingkan dengan pupuk biasa dalam luasan area yang sama," tambah Ketua Negeri Loh Jinawi (NLJ), Joko Windoro.
Baca juga: Aksi Bela Ulama Solo Raya Tuntut Pembubaran Densus 88 Antiteror, Ini Alasannya
Baca juga: Takut Dampak Vaksinasi Covid, Ratusan Warga Sedulur Sikep di Kudus Belum Bersedia Divaksin
Baca juga: Genting 15 Rumah di Pesurungankidul Kota Tegal Rusak Disapu Angin Ribut
Baca juga: Bupati Purbalingga Tegur Perangkat di 10 Kecamatan, Capaian Vaksinasi Covid di Bawah 50 Persen
Koordinator Program Konservasi Rawa Pening dan distribusi bibit gratis untuk petani Indonesia CARE Muchsin mengatakan untuk mengembangkan program serta memperbanyak penerima manfaat perlu dukungan donatur perorangan maupun perusahaan melalui program company social responsibility (CSR) dan community development (Comdev).
"Kami mengajak masyarakat dan dunia usaha untuk peduli terhadap isu lingkungan demi masa depan anak cucu kita dan bumi tempat kita hidup," terangnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sedimentasi Eceng Gondok di Rawa Pening Ambarawa Diolah Jadi Media Tanam".