Berita Semarang
Bandar Arisan Online di Ambarawa Kabur Bawa Uang Setoran, Anggota dari Kabupaten Semarang hingga TKW
Member arisan online melakukan pencarian bandar arisan atas nama Jatri Kartika Wati di media sosial setelah kabur membawa uang setoran.
Penulis: hermawan Endra | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Penipuan berkedok arisan online terjadi di wilayah Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Sejumlah anggota arisan pun kebingungan menagih uang setoran karena bandar arisan kabur.
Mereka berusaha melakukan pencarian lewat media sosial dengan cara memasang foto bandar arisan atas nama Jatri Kartika Wati.
Seorang korban berinisial M, menjelaskan, dirinya mulai bergabung dalam arisan online sejak dua tahun lalu.
Awalnya, semua berjalan lancar. Namun, memasuki tahun ke dua, tepatnya sebelum Hari Raya Idul Fitri, uang yang telah disetorkan tidak mendapatkan hasil.
Justru, Jatri tak bisa dihubungi.
"Saya ikut sudah dua tahun. Karena dia sepupu saya maka saya percaya. Selama satu tahun lebih berjalan lancar."
"Tapi, sebelum Lebaran sampai sekarang, tidak ada itikad baik. Nomor WhatsApp tidak aktif, di rumah orang tuanya juga tidak ada," kata M, warga Kupang Tegal, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Gempa Tak Lagi Terasa, BPBD Kabupaten Semarang Belum Bongkar Tenda Darurat di RSUD Ambarawa
Baca juga: Bersihkan 2 DAS di Ambarawa Semarang, Relawan Angkut 3,8 Ton Sampah. Mayoritas Sampah Rumah Tangga
Baca juga: Hoaks Ada Penusukan Terhadap Nakes RSUD Ambarawa, Begini Fakta Kericuhan Saat Pemulasaran Jenazah
Baca juga: Pilih Cari Ikan, Nelayan Rawa Pening Kabupaten Semarang Dikejar hingga Tengah Rawa untuk Divaksin
Kerugian yang dialami M di arisan online tersebut senilai Rp 20 juta. Ditambah dia memberi pinjaman Rp 20 juta kepada Jatri sehingga total uang yang dibawa kabur Rp 40 juta.
"Adik saya, dua, kena semua dengan nilai Rp 10 juta dan Rp 15 juta. Sepupu saya, Rp 125 juta," imbuhnya.
Menurut M, korban dari arisan online ini mencapai ratusan orang dengan total nilai kerugian sekitar Rp 1 miliar.
Para korban tidak hanya berasal dari wilayah Ambarawa tetapi juga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Banyk juga dari mereka merupakan tenaga kerja wanita (TKW) yang kini masih bekerja di luar negeri.
M mengira, owner arisan online tersebut "gagal bayar" kepada member karena menajemen keuangannya terganggu setelah membeli sebuah ruko di daerah Kupang Lor, Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Sebebab, sebelum uang tersebut dibelanjakan untuk membeli sebuah ruko, semuanya berjalan lancar.