Berita cilacap
Cegah Abrasi di Pantai Lengkong Cilacap Meluas, BBWS Serayu Opak Akan Bangun Tanggul Darurat
BBWS Serayu Opak akan membangun tanggul darurat di Pantai Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap.
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak akan membangun tanggul darurat di Pantai Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap.
Pembangunan tanggul darurat ini merupakan tindak lanjut setelah sebelumnya, tanggul Pantai Lengkong jebol dan mengakibatkan puluhan tambak milik petani tambak, hilang.
Rencananya, tanggul darurat akan dibuat menggunakan kantong berisi pasir maupun trucuk bambu.
BBWS Serayu Opak bersama Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Cilacap, TNI, dan pihak terkait, telah melakukan survei atau peninjauan ke titik tanggul yang jebol tersebut, Kamis (14/10/2021).
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai Pantai I BBWS Serayu Opak Jimmy Charles Roynald Ndun mengatakan, penanganan tanggul jebol dilakukan secara darurat dan pemanen.
Baca juga: Puluhan Tambak Udang di Cilacap Jebol Diterjang Gelombang Pasang, Petambak Merugi Miliaran Rupiah
Baca juga: Pasang Target Capaian Vaksin 80 Persen Akhir Tahun, Pemkab Cilacap Genjot Vaksinasi 20 Ribu Per Hari
Baca juga: RSUD Cilacap Luncurkan Sistem Digital, Pendaftaran Berobat Bisa Dilakukan H-1 Lewat Daring
Baca juga: Dulu Dikenal Kumuh, Kampung KB Gadis Tegalreja Cilacap Kini Bersih dan Aman, Jadi Jujugan Study Tour
Penanganan darurat segera mungkin dilakukan untuk mengurangi risiko lebih besar, mengantisipasi air laut masuk ke daratan.
"Untuk penanganan permanennya, akan tetap dilanjutkan persiapannya, mungkin di tahun anggaran berikutnya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (17/10/2021).
Menurutnya, penanganan darurat segera dilakukan dengan membuat tanggul darurat dari timbunan sandbag atau kantong berisi pasir.
Kemudian, membuat trucuk bambu yang berfungsi sebagai penahan sementara dari gempuran gelombang pasang air laut.
Dari segi teknis, kerusakan tanggul dipicu kondisi cuaca.
Terlebih, di area tersebut, tidak terdapat penahan arus gelombang seperti Pantai Teluk Penyu, yang tertahan Pulau Nusakambangan.
Dia pun membantah, gelombang laut dipengaruhi bangunan jetty PLTU Cilacap.
Terkait penanganan permanen, Jimmy mengatakan, pihaknya telah membuat design pembangunan.
Namun, pihaknya tidak menjelaskan secara detail rencana penanganan permanen di wilayah tersebut, nantinya akan dibangun seperti apa.
Bahkan, untuk penganggarannya pun belum bisa pastikan besaran jumlahnya.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Widjonardi menyampaikan, kondisi tinggi gelombang yang mengancam jebolnya tanggul, terjadi setiap tahun.
Sehingga, perlu ada penanggulangan dengan menormalkan kembali fungsi tanggul secara alami.
Secara periode musim cuaca, sesuai ramalan BMKG, hingga akhir Oktober ini, diperkirakan gelombang tinggi sampai dengan 4,5 meter.
Ini pula yang memicu air laut sampai ke bibir pantai dan mengakibatkan tanggul jebol.
Menurutnya, tanggul sementara akan dibuat setelah design dari PSDA selesai yang ditarget dalam dua hari ini.
"Paling lambat, dua hari, nanti saya minta BBWS turun karena BBWS sudah siap manakala kita memberitahu untuk kesini," terangnya.
Baca juga: Selamat, Empat Aplikasi Pemkab Banyumas Masuk Top 40 Inovasi Pelayanan Publik KIPP 2021 Jateng
Baca juga: Jateng Gelar Diseminasi Nilai Pancasila, Kesbangpol: Biar Mereka Paham Peran dan Fungsinya
Baca juga: Warga Temukan Belasan Benda Pusaka di Sepanjang Sungai Menganti Kebumen, Begini Cerita Sukamsi
Baca juga: Berikut Data Lengkap Hasil Pilkades PAW Kabupaten Pati, Digelar Serentak Enam Desa
Merespon hal tersebut, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji akan memperjuangkan nasib warganya yang tinggal di wilayah terdampak abrasi dan jebolnya tanggul di sekitar Pantai Lengkong Cilacap.
Bupati mengatakan, rencana pembangunan tanggul pantai sudah diusulkan sejak dua tahun yang lalu di bawah kewenangan BBWS Serayu Opak.
"Sudah diusulkan dari dua tahun yang lalu, sebenarnya mau dibangun tahun ini dari BBWS tapi kena refocusing. Tapi ini sudah diusulkan lagi."
"Itu kalau dibiarkan akan menambah luas dan menggerus tanah rakyat," terangnya.
Sebab, kondisi tanggul yang jebol dekat dengan permukiman warga dan air sudah mulai menggenangi sekitar rumah, terutama di area persawahan setempat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Cilacap Saeful Hidayat mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BBWS Serayu Opak dan segera mengecek ke lokasi untuk pembuatan tanggul darurat.
"Saya sampaikan, yang penting ada langkah darurat. Itu sudah dianggarkan sekitar Rp 100 miliar dan dibangun tahun 2022," tambahnya.
Menurutnya, perlu ada penanganan segera terkait tanggul darurat tersebut.
Salah satunya, menutup tanggul yang jebol menggunakan alat berat ataupun dengan karung berisi pasir. (Tribunbanyumas/jti)