Berita Cilacap

Puluhan Tambak Udang di Cilacap Jebol Diterjang Gelombang Pasang, Petambak Merugi Miliaran Rupiah

Puluhan kolam tambak udang di sekitar Pantai Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap, jebol diterjang gelombang pasang.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Dok Petani tambak di Pantai Lengkong Cilacap
Petani tambak Pantai Lengkong Cilacap Edi Riyanto Bandi menunjukkan bekas tambak yang kini dipenuhi pasir akibat abrasi. 

Sebab, nelayan tidak biasa bersandar di Pantai Lengkong sehingga memilih ke TPI Menganti Rawa Jarit atau sebelah barat PLTU Karangkandri.

Kondisi ini menurut nelayan setempat sudah berlangsung sekitar dua tahun terakhir, akibat abrasi tanggul pantai yang semakin parah.

Dia berharap, ada uluran tangan dari pemerintah untuk meringankan beban petani tambak.

Untuk mengurangi dampak abrasi agar ada pembangunan break water (pemecah ombak).

Sementara, Pembantu Umum Ketua Kelompok Nelayan Lengkong Tasmiyardi mengatakan, saat ini, tidak ada aktivitas di TPI Lengkong.

Baca juga: Pemkab dan DPRD Purbalingga Sepakati KUA PPAS 2022, Ada Pergeseran Sejumlah Kegiatan

Baca juga: Stok Cukup, Wali Kota Semarang Targetkan Vaksinasi Dosis Dua Tuntas Akhir Tahun 2021

Baca juga: Masih Bisa Tersenyum, TKI Asal Kebumen Lumpuh setelah Tertimpa Besi 2 Ton saat Kerja di Jepang

Baca juga: Kepala Disporapar Jawa Tengah Minta Maaf Kontingen Jateng Duduki Peringkat 6 di PON Papua

Nelayan menyebut, abrasi pantai sudah menjorok ke darat sekitar 100 meter.

Padahal, dahulu, ratusan perahu bisa bersandar di Pantai Lengkong.

Kini mereka takut bersandar karena selain ombak yang besar, tempat sandar pun tidak ada akibat terdampak abrasi tersebut.

Nelayan bersandar pindah ke TPI Menganti Rawajarit dan menjual hasil tangkapan disana.

Sementara itu, Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto menyampaikan, produksi ikan di TPI Lengkong bisa dibilang merosot.

Menurutnya, abrasi tahun ini paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Abrasi merugikan nelayan dan mengancam keselamatan nelayan. Produksi yang masuk di TPI Lengkong hanya 5-10 persen dari produksi sebelumnya."

"Sebelumnya, bisa mencapai Rp 5 miliar pertama tahun, sekarang paling sekitar Rp 500 juta," tambahnya.

Selain dari faktor alam, diduga dampak abrasi akibat dari pembangunan dermaga jetty di PLTU yang menyebabkan arus laut bergeser ke Pantai Lengkong dan Kemiren.

Sedangkan lokasi yang berada dekat sebelah jetty bertambah daratannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved