Berita Cilacap
Warga Bondan Cilacap Kini Bisa Menikmati Listrik, Manfaatkan Tenaga Surya dan Angin untuk PLTH
Lampu minyak menjadi satu-satunya sumber cahaya warga Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Selama ini, temaram lampu minyak menjadi satu-satunya sumber cahaya bagi warga Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.
Gelap gulita selalu menyelimuti permukiman saat malam menyapa. Tak heran, aktivitas warga seolah terhenti saat matahari mulai tenggelam.
Dusun Bondan adalah dusun terpencil yang hanya bisa diakses lewat cara menyusuri laut.
Kini, desa tersebut mulai bangkit dari ketertinggalan. Perubahan mulai terasa saat listrik mulai masuk desa tersebut.
Namun, bukan dari PLN. Listrik yang menerangi wilayah tersebut bersumber dari perpaduan tenaga surya dan angin sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH).
Baca juga: Gerak Cepat Kantor Pelayanan Jasa Raharja Wangon Menangani Laka Lantas di Cilacap
Baca juga: BMKG Luncurkan Alat Peringatan Dini Tsunami Sirita di Cilacap, Info Dampak Gempa Dikirim via Ponsel
Baca juga: 24 Atlet Difabel Cilacap Perkuat Jateng di Peparnas Papua, Wakil Bupati Minta Terus Jaga Kesehatan
Baca juga: Perumda Tirta Wijaya Cilacap Bangun IPA Baru, Hasilkan 110 liter Air Per Detik
Ada keterlibatan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap dalam kehadiran PLTH itu.
Lewat Program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin (E-Mas Bayu), Pertamina ingin memberi solusi atas persoalan warga.
Susi Susanti, warga setempat bercerita, tinggal di Dusun Bondan awalnya menjadi sebuah cobaan.
Jangankan mengakses perangkat elektronik, untuk penerangan rumah saja, warga cuma bisa mengandalkan klenting atau lampu minyak.
Sementara, untuk mengumandangkan adzan sebagai penanda waktu ibadah, warga menggunakan aki untuk sumber energi.
Aktivitas di luar rumah saat malam hari pun hampir tidak ada. Palingan, para lelaki yang keluar mengecek tambak udang, memastikan tidak ada hewan liar.
"Dulu, makan malam, kalau bisa sebelum pukul 18.00 WIB. Sebab, kalau malam itu gelap dan remang-remang."
"Apalagi, menyuapi makan anak pakai lauk ikan yang banyak duri itu kasihan, belajar juga masih sulit sekali," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (6/10/2021).

Namun, kini, kehidupan malam yang gelap itu mulai sirna diganti tontonan acara-acara di televisi.