Berita Semarang
Dikaji Pemerintah, Dasaran Tol Semarang-Demak di Wilayah Rob Bakal Menggunakan Bambu
Pemerintah mengkaji penggunaan bambu sebagai matras atau dasaran bangunan untuk proyek tol Semarang-Demak.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pembangunan Tol Semarang-Demak molor setahun dari perencanaan awal. Saat ini, pelaksana tengah melakukan penelitian terkait penggunaan bambu sebagai matras atau dasaran bangunan sebagai solusi kondisi rob di wilayah proyek yang dilalui.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan, pembangunan proyek tersebut, saat ini, masih berproses di wilayah Demak.
pengerjaan seksi Sayung-Demak mencapai progres 41,63 pesen, hingga pekan lalu. Seksi Sayung-Demak ditargetkan rampung Juni 2022 mendatang.
Sedangkan, pengerjaan seksi Kaligawe-Sayung akan mulai dilakukan Januari 2022-November 2024.
"Tahun ini, baru dimulai yang jalur perbatasan Demak ke Semarang. Targetnya memang mundur setahun. Di Semarang, seharusnya mulai dilakukan 2021," ungkap Hendi, sapaannya, Minggu (26/9/2021).
Baca juga: Ini Keistimewaan Tol Semarang-Demak Menurut Presiden Jokowi
Baca juga: Tak Ada Lagi Negosiasi, Tim Appraisal Nyatakan Harga Tanah Terdampak Tol Semarang-Demak Sudah Final
Baca juga: RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang Membuka Lagi Jam Besuk Pasien, Syarat Pengunjung Wajib Vaksin
Baca juga: Pedagang Pasar Johar Semarang Bisa Mulai Pindahan, Dilarang Menambah dan Memaku Kios Baru
Menurutnya, ada kendala teknis dalam pengerjaan, terutama pembebasan lahan. Namun, dia memastikan, persoalan tersebut sudah teratasi. Dia berharap, Tol Semarang-Demak wilayah Semarang segera digarap.
"Jadi, ada kendala teknis terutama pembebasan lahan. Insyaallah, sudah ada titik temu. Mudah-mudahan, sudah bisa dilaksanakan," ucapnya.
Hendi membeberkan, pembangunan Tol Semarang-Demak bakal berbeda dari tol pada umumnya. Pembuatan jalan tol itu akan menggunakan bahan bambu sebagai sistem matras di tanah sebagai dasar penompang.
"Teknologi itu, orang teknis yang tahu. Yang saya dengar, selain murah, bambu juga punya kekuatan menghadapi air. Dari sisi teknis, para insinyur RI sudah memperhatikan sedemikian rupa bahwa bambu berlapis akan mampu menahan air rob yang tinggi," jelasnya.
Hendi menambahkan, rob di Kota Semarang memang selalu menjadi persoalan pelik dari tahun ke tahun.
Diharapkan, pembangunan tol sebagai tanggul laut ini bisa menjadi solusi atas persoalan tersebut.
Sembari menunggu pembangunan, Pemerintah Kota Semarang memaksimalkan sistem drainase Sungai Tenggang dan Sungai Sringin untuk mengatasi rob di ibu kota Jawa Tengah.
"Itu insyaallah sedikit banyak bisa mengurangi rob meski dalam berbagai tahapan rob kemarin, saat hujan, tidak mampu tapi sudah mengurangi porsi rob di wilayah utara dan timur," terangnya.
Sementara itu, dilansir dari pu.go.id, Kepala Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ferri Eka Putra mengatakan, saat ini pihaknya tengah melaksanakan pengujian untuk mengukur kelayakan bahan bambu sebagai sistem matras guna meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak.
"Pengujian dilakukan untuk mempersiapkan bahan bambu yang akan digunakan sebagai konstruksi matras untuk mempercepat waktu konsolidasi pada tanah di lokasi konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak," jelasnya.
Baca juga: PSIS SEmarang Bermain Imbang Lawan Arema FC, Bruno Silva: Kami Sama-sama Punya Pertahanan Bagus
Baca juga: Peringati Hari Agraria, Bupati Banyumas Ingatkan Pejabat Terus Menjaga Integritas
Baca juga: Merawat Sambatan, Tradisi Gotong-royong Warga di Demak. Kali Ini, Ramai-ramai Pindahkan Rangka Rumah
Baca juga: Warga Poncorejo Gemuh Antusias Divaksin Hantu, Ikuti Program Vaksinasi Covid Polres Kendal