Teror Virus Corona

Waspada! Gelombang Tiga Pandemi Covid Diperkirakan Terjadi Desember, Ini Saran Epidemiolog

Epidemiolog mengingatkan kemungkinan terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19 di tengah pelonggaran yang kini diberikan pemerintah.

Editor: rika irawati
Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi pencegahan corona. 

"Dulu, saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desemberpun gelombangnya menurun juga, merendah, nggak sebesar seperti prediksi sebelumnya," tutur dia.

Ia memaparkan, ini disebabkan adanya intervensi yang dilakukan seperti PPKM yang diperpanjang lebih diperkuat.

"Prediksi-prediksi ini tidak statis, dinamis banget. Artinya, semakin kita konsisten, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada, jauh mengecil," tambah dia.

Sementara, saat ini, Dicky mengatakan, dalam prediksi terakhir, sesuai dengan perkembangan situasi terkini mundur ke Desember.

Langkah antisipasi

Dicky menilai, jika terjadi gelombang ketiga infeksi corona, diharapkan tidak akan sebesar gelombang sebelumnya.

"Kecuali, kalau ada varian yang jauh lebih hebat atau setidaknya seperti varian Delta, itu bisa sama (gelombang infeksinya)," tutur dia.

Terkait antisipasi, lanjut Dicky, dapat dilakukan dengan memperketat pintu-pintu masuk di Indonesia.

Selain itu, juga dilakukan karantina yang memadai, setidaknya, selama 7 hari, bagi pendatang yang telah divaksinasi secara penuh dan PCR negatif.

Sedangkan dilakukan karantina selama 14 hari bagi pendatang yang belum divaksinasi dengan PCR negatif.

Sementara, antisipasi di dalam negeri dapat dilakukan dengan 3T (testing, tracing, tracking, menerapkan protokol kesehatan (5M), percepatan vaksinasi, dan pembatasan kegiatan masyarakat.

"PPKM berlevel tetap dilakukan. Harapannya, PPKM yang diterapkan level 1 dan level 2. Artinya, semua berupaya agar level pandemi kita terkendali atau membaik. (Tentunya) dengan peran semua pihak," papar Dicky.

Baca juga: Mulai Malam Ini, Tugu Identitas Kudus akan Disorot Proyektor Laser Video Tematik. Ini Temanya

Baca juga: Hari Pertama Operasi Patuh Candi 2021 di Purbalingga, Polisi Bagi Masker dan Ajak Tertib Lalu Lintas

Baca juga: Anak di Pasar Kliwon Solo Tega Pukul Ibu hingga Terjatuh, Berakhir Cium Kaki di Mapolsek

Baca juga: Bupati Banyumas Masih Mempersoalkan Status Level PPKM: Kalau Mau Fair, Sudah Tiga Pekan Level 2

Dicky menyampaikan, meskipun positivity rate rendah tapi testing, tracing, dan tracking, yang dilakukan rendah. Hal ini menjadi satu hal yang perlu diwaspadai.

"Karena, berarti, kemampuan kita mendeteksi kasus-kasus di masyarakat menjadi tinggi. Sudah dicapai (nilai standar) dari WHO, itu tidak dijamin," kata dia.

Kecukupan testing, jelas Dicky, mengikuti ekskalasi pandemi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved