Berita Kudus
Diduga Trauma, Ratusan Guru di Kudus Mangkir Panggilan Jadwal Vaksinasi Covid Dosis Kedua
Ratusan guru di Kabupaten Kudus enggan menuntaskan vaksinasi Covid-19 dosis kedua karena diduga mengalami trauma.
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Ratusan guru di Kabupaten Kudus enggan menuntaskan vaksinasi Covid-19 dosis kedua karena diduga mengalami trauma.
Kepala Seksi (Kasi) Survalens Imunisasi DKK Kudus Aniq Fuad mengusulkan agar dinas terkait memberikan sanksi bagi guru yang tidak mau menuntaskan dosis kedua.
Pasalnya, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) sudah digelar dan siswa juga diwajibkan vaksin.
"Saya khawatir, kalau gurunya dibiarkan tidak disuntik dosis kedua, padahal siswanya sudah, kan percuma," ujar Aniq, Jumat (3/9/2021).
Dia berharap, ada langkah tegas dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kudus terkait guru yang tidak menuntaskan dosis kedua.
"Kalau gurunya nggak mau, kalau perlu diberi sanksi. Apa ditunda dulu PTM-nya," ujarnya.
Baca juga: Vaksinasi Guru di Kudus Dimulai, Prioritas untuk Pendidik di Sekolah Penyelenggara PTM Awal April
Baca juga: Semua Guru di Kudus Bakal Terima Vaksin Covid-19, Vaksinasi Ditarget Rampung Juli
Baca juga: Bupati Kudus Jadi Guru Dadakan di SMAN 1 Bae, Ajarkan Materi Kaitan Protokol Kesehatan
Baca juga: Tiga Mahasiswa Asal Kudus Ini Bikin Magnetic Pot, Sudah Dilengkapi Aroma Terapi, Ini Keunggulannya
Pasalnya, jika yang bersangkutan tidak menuntaskan vaksinasi dosis kedua dalam enam bulan maka data dosis pertama yang sudah dilaksanakan sebelumnya akan dihapus dalam sistem.
"Harapannya, guru bisa segera menyelesaikan dosis kedua. Karena sudah dialokasikan dan telah dihubungi untuk menyelesaikannya tapi belum ada jawaban," ucapnya.
Jumlah guru yang belum divaksin dosis kedua, di Kecamatan Kaliwungu, mencapai ratusan orang.
"Itu baru dari satu kecamatan saja, sudah ratusan guru yang belum vaksin dosis kedua," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus Afri Shofianingrum menyampaikan, sejumlah guru yang enggan menuntaskan vaksin dosis kedua karena trauma.
"Alasannya, banyak, kemungkinan juga karena trauma setelah vaksin dosis pertama. Selain itu, mungkin karena sudah divaksin sekali dianggapnya cukup," ujar dia.
Dia menambahkan, laporan yang diterima dari Puskesmas, banyak dari guru yang tidak mau datang meski sudah berkali-kali dihubungi.
"Sudah disampaikan Korwil masing-masing juga supaya bisa segera datang untuk vaksinasi dosis kedua," ucapnya.
Dia berharap, guru-guru tersebut bisa menuntaskan vaksinasi hingga dua kali penyuntikan.