Berita Cilacap
Tempat Pengolahan Sampah RDF Cilacap Menunjukkan Hasil, Sediakan Bahan Bakar untuk Pabrik Semen
Tempat pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif di Kabupaten Cilacap dinilai menjadi solusi berkelanjutan bagi permasalah sampah.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Tempat pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau RDF (Refuse Derived Fuel) di Kabupaten Cilacap dinilai menjadi solusi berkelanjutan bagi permasalah sampah. Tak hanya mengatasi penumpukan sampah, sistem ini bisa mengurangi potensi pencemaran tanah.
"Kami mencatat, pada Juni 2021, setelah beroperasi 1 tahun, sampah yang telah diolah jadi bahan bakar alternatif mencapai kurang lebih 47 ribu ton," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Cilacap, Wasi Aryadi kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (15/8/2021).
"Hal ini menunjukan keberadaan fasilitas RDF telah mampu membuat paradigma baru cara memanfaatkan sampah, dan sampah masih memiliki nilai ekonomis," imbuhnya.
Baca juga: PT KCI Siap Bangun Kawasan Industri Cilacap Senilai Rp 57,8 Triliun, Bakal Serap 5000 Tenaga Kerja
Baca juga: Tersengat Listrik saat Pasang Lampu Hias Agustusan, Pemuda asal Dayeuhluhur Cilacap Tewas
Baca juga: Trauma Tsunami 2006 dan Pascagempa Cilacap M 4,8, Warga Ayah Kebumen Bikin Jalur Evakuasi ke Hutan
Baca juga: Cilacap Kekurangan 1,5 Juta Vaksin Sinovac, Jadwal Penyuntikan Vaksin Dosis Kedua Mundur
Wasi yang juga Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap mengatakan, dengan adanya fasilitas pengolahan sampah RDF, teknik pengolahan sampah menjadi lebih ramah lingkungan.
Hal itu juga sangat membantu mengurangi, bahkan menghilangkan potensi pencemaran tanah oleh air lindi, serta penumpukan sampah yang menimbulkan bau menyengat.
Kemudian, tidak perlu ada investasi untuk pembelian lahan baru untuk lokasi penumpukan sampah.
Pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar alternatif, saat ini, masih menjadi salah satu pilihan terbaik selain di manfaatkan menjadi tenaga listrik.
Keberadaan industri semen di Kabupaten Cilacap menjadi pemetik manfaat dari hasil pengolahan sampah.
"Sampah yang telah diolah di fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar akan kami gunakan sebagai bahan bakar di industri semen yang akan menggantikan sebagian batu bara. Sampai saat ini, operasi kami berjalan lancar," ujar General Manager Solusi Bangun Indonesia (SBI) Cilacap, Istifaul Amin.
Sampah kering yang dihasilkan dari fasilitas pengolahan sampah dan siap dibakar di pabrik semen, memiliki kadar air di bawah 25 persen.
Baca juga: Diantar Keempat Putra Putrinya, KGPAA Mangkunegara IX Dimakamkan di Astana Girilayu Karanganyar
Baca juga: Paskibra Banyumas Siap Bertugas 17 Agustus, Hanya Beranggotakan 8 Siswa dari Sekolah di Purwokerto
Baca juga: Belanja Daerah Purbalingga Diproyeksi Naik 6,49 Persen, Masih untuk Penanganan Dampak Covid
Baca juga: PT LIB Janji Rilis Jadwal Kompetisi Liga 1 pada 23 Agustus 2021
Untuk mencapai kadar air tersebut, proses pengolahan sampah menggunakan metode pengeringan bio drying selama 21 hari.
Saat ini, fasilitas pengolahan sampah terus melakukan pembenahan.
Berbagai stakeholders memberikan perhatian serius untuk keberlangsungan dan kelancaran operasional.
Potensi menambah jumlah sampah yang diolah sangat terbuka. Sehingga, kemampuan pengolahan akan lebih optimal dan menghasilkan sampah kering sebagai bahan bakar alternatif dalam jumlah yang besar.
Selain memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar, SBI juga mengembangkan pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan Bank Sampah.