Berita Kudus

Kibarkan Bendera Putih, Pengelola Pijar Park Kudus Minta Kelonggaran 30 Persen Pengunjung

Pengelola wisata Pijar Park Kudus mengibarkan bendera putih sebagai aksi protes perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/RAKA F PUJANGGA
Pegawai tempat wisata Pijar Park mengibarkan bendera putih sebagai aksi protes terhadap perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Selasa (27/7/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Pengelola wisata Pijar Park Kudus mengibarkan bendera putih sebagai aksi protes perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Aksi yang digelar Selasa (27/7/2021) ini dilakukan lewat aksi sejumlah pegawai membawa bendera putih di pintu depan Pijar Park di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

‎Pengelola Wisata Pijar Park Kudus, Yusuf, pihaknya sudah menyerah terkait kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan masyarakat sejak 3 Juni 2021.

‎Pasalnya, aktivitas ekonomi warga yang mengandalkan sektor pariwisata menjadi terganggu.

"Mencari makan untuk kebutuhan hidup sendiri saja sulit. Bahkan, saya sampai harus menjual aset pribadi, dari mobil dan motor, untuk bisa terus hidup," kata dia.

Baca juga: Warga Minta Segera Divaksin Dosis Dua, RSI Sunan Kudus: Stok Terbatas Jadi Penyuntikan Molor

Baca juga: Kasus Baru dan Kematian akibat Covid Turun Signifikan, Bupati Kudus: Mestinya Sudah Masuk Level 2

Baca juga: BLT Dana Desa Bulan Juli di Kudus Mulai Disalurkan, Sasar 21.706 Keluarga

Baca juga: Sembuh dari Covid tapi Masih Bergejala? Ini Saran Pemulihan dari Dokter Paru RS Mardi Rahayu Kudus

Dia juga terpaksa memangkas pegawai lebih dari separuh agar mengurangi beban pengeluaran.

"Yang tadinya ada 15 pegawai, ini yang masuk hanya tujuh orang karena kondisi begini," jelas dia.

Selain itu, 20 pedagang ‎yang menempati foodcourt juga terdampak karena tidak bisa berjualan.

Selama PPKM, Pijar Park Kudus tutup.

"‎Mau jualan nggak bisa, pengunjung juga nggak ada. Sampai ada pedagang yang stroke karena nggak bisa berjualan," ujarnya.

Dia meminta pemerintah memberikan solusi bagi pelaku sektor wisata, tidak sekadar menerapkan PPKM.

Pasalnya, banyak pelaku wisata yang menjerit karena kondisi saat ini membuat mereka kesulitan mendapat penghasilan.

"‎Kalau begini terus, nggak ada solusi, kami lama-lama bisa mati perlahan," ujarnya.

Dia meminta agar ada kelonggaran tempat wisata tetap buka dengan protokol kesehatan yang ketat.

Selain itu, penerapan pembatasan kunjungan maksimal 30 persen untuk menghindari terjadinya kerumunan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved