Berita Jateng
Ada Praktik Jual Beli Plasma Konvalesen di Kota Semarang, 2 Kantong Dipatok Rp 8,5 Juta
ingginya kebutuhan plasma konvalesen di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Kota Semarang dimanfaatkan oknum penyintas Covid-19 mencari keuntungan.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
Meski demikian, dia tak menampik praktik pematokan harga plasma konvalesen dari pendonor. Akan tetapi, hal itu di luar kontrol PMI.
"Kami tak bisa mengantisipasi karena di luar kontrol," jelasnya.
Dia hanya mampu melakukan sosialisasi ke koordinator pendonor agar meminimalkan praktik tersebut.
"Keluarga pasien yang membutuhkan plasma tinggal memasukan surat ke PMI, nanti PMI yang berhubungan dengan rumah sakit," katanya.
Dia mengungkapkan, pendonor plasma sukarela tak ada biaya apapun dalam berdonor darah.
Namun, biaya dikenakan bagi pendonor pengganti.
"Semisal, pihak keluarga pasien mengajukan pendonor pengganti tiga orang. Satu orang tak ada biaya, sisanya bayar Rp 200 ribu per pendonor sebagai biaya pemeriksaan sampel," ucapnya.
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Selasa 26 Juli 2021: Rp 976.000 Per Gram
Baca juga: Cuaca Purbalingga Hari Ini, Senin 26 Juli 2021: Siang hingga Malam Diperkirakan Berawan
Baca juga: Cuaca Purwokerto Hari Ini, Senin 26 Juli 2021: Diperkirakan Berawan Sepanjang Hari
Dia menyebut, permintaan plasma konvalesen kini menunjukan kurva menurun.
Awal Juni, permintaan di angka 300-an kantong plasma per hari. Di pekan terakhir Juni, permintaan plasma di angka 80-an per hari.
"Iya, permintaan turun agak jauh dari permintaan 300-an jadi 80-an," katanya.
Secara rinci, dia mengungkap antrean plasma konvalesen di UDD PMI Kota Semarang per 24 Juli 2021, yakni, permintaan golongan darah A 82 kantong dari jumlah pasien 44 orang.
Sementara, permintaan golongan darah B 82 kantong, dari jumlah pasien 41 orang.
Permintaan golongan darah O 151 kantong, dari jumlah pasien 76 orang.
Dan, permintaan golongan darah AB 35 kantong, dari jumlah pasien 18 orang.
Menurutnya, penurunan permintaan tersebut mulai terjadi sepekan terakhir.
Penyebabnya banyak pasien yang sudah sembuh dan meninggal sehingga antrean banyak berkurang.
Selain itu, donor pengganti dan donor plasma yang memang agak meningkat sehingga dua pekan terakhir ini, PMI mampu memenuhi permintaan.
"Kami sudah memenuhi 500 kantong darah. Sedangkan bulan ini, kami sudah penuhi 1.300 kantong," terangnya.
Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana mengatakan, PMI bekerjasama dengan beberapa pihak untuk mengkampanyekan Gerakan Donor Plasma Konvalesen (Gedor Lakon) yang diiniasi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maoimoen, yang juga Ketua Dewan Kehormatan PMI Jawa Tengah.
"Kami mengimbau dan mengharapkan agar para penyintas bisa aktif berkontribusi melakukan donor plasma untuk membantu saudara-saudara kita yang saat ini memerlukan transfusi darah," terangnya.
Data hingga 23 Juli kemarin, di UDD Banyumas, permintaan mencapai 2.030 kantong dan dapat memenuhi sebanyak 1.736 kantong.
Permintaan di UDD Kota Surakarta sebanyak 6.973 kantong, dapat terpenuhi 5.042 kantong.
Sedangkan di UDD Kota Semarang, dapat memenuhi 3.193 kantong.
"Saat ini, masih ratusan antrean permintaan plasma yang belum terpenuhi. Mari saudara penyintas, bantu saudara kita yang lain untuk kembali sembuh dan sehat," pintanya. (*)