PPKM Darurat Jateng
Pelaku Usaha Perjalanan Wisata Protes, Konvoi Keliling Pati, Kasiadi: Tolong Kami Dikasih Hidup
Mereka melakukan aksi konvoi delapan bus pariwisata yang dipasangi bendera putih di bagian depan serta spanduk protes di bagian samping.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI - Para pelaku usaha perjalanan wisata di Kabupaten Pati melakukan aksi protes terhadap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang.
Mereka merupakan pelaku industri pariwisata yang tergabung dalam DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pati.
Lalu ada Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Pati Raya, serta Paguyuban Pelaku Pariwisata Joyokusumo Pati (PAPPARI).
Baca juga: PPKM Darurat Dilonggarkan di Pati, Dua Pusat Perbelanjaan Boleh Buka, Cuma Jual Sembako dan Obat
Baca juga: Selama PPKM Darurat, Nasabah Pegadaian Area Pati Melonjak hingga 2000 Orang
Baca juga: Sapi Limousin Terberat di Pati Ini Terjual Rp 100 Juta, Anita Sebut Boy Limos Selalu Menangi Kontes
Baca juga: Pemkab Pati Makin Seriusi Kembangkan Sektor Perikanan, Misalnya Budidaya Nila Salin
Mereka melakukan aksi konvoi delapan bus pariwisata yang dipasangi bendera putih di bagian depan serta spanduk protes di bagian samping.
Klakson bus juga terus dibunyikan selama konvoi dilakukan pada Kamis (22/7/2021).
Dua di antara tulisan yang terpampang dalam spanduk ialah “PPKM Diperpanjang, Bendera Putih, Pelaku Pariwisata Sekarat” dan “PPKM Selesai Pariwisata Bangkit”.
Sebelum melakukan konvoi mengelilingi wilayah perkotaan, mereka berkumpul di Taman Kota Pati.
“Aksi ini kami lakukan karena kami ‘menyerah’, mengibarkan bendera putih."
"Tidak sanggup lagi dengan kebijakan pemerintah terkait PPKM dan perpanjangannya,” kata Kasiadi, koordinator aksi kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (22/7/2021).
Dia menyebut, selama masa PPKM, pengusaha pariwisata benar-benar mati.
Pendapatan nol karena objek-objek wisata ditutup.
Orang tidak boleh piknik.
“Kami mengerti isunya adalah pandemi Covid-19, mencegah timbulnya kerumunan, dan sebagainya."
"Namun, saya pikir itu bisa di-manage oleh pemerintah."
"Tolong kami dikasih hidup,” tutur dia.