Berita Jawa Tengah
Bagaimana Jika Budidaya Mangrove di Air Tawar? Begini Hasil Eksperimen Warga Kalimendong Wonosobo
Jika di air payau habitat tanaman itu, bagaimana di pegunungan yang berhawa dingin tanaman itu bisa tumbuh? Jawabannya ada di Wonosobo.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Masyarakat tentu sudah familiar dengan tanaman mangrove atau bakau.
Tanaman itu biasa tumbuh di tepi pantai dengan habitat air payau atau air asin.
Untuk menemukan hutan bakau, masyarakat harus berkunjung ke pantai yang menjadi habitat tanaman itu.
Jika di air payau habitat tanaman itu, bagaimana di pegunungan yang berhawa dingin tanaman itu bisa tumbuh?
Baca juga: Penanganan Lonjakan Kasus, Ganjar Apresiasi Kesigapan Pemkab Wonosobo: Ini Paling Bagus
Baca juga: Kisah Sukses Petani di Kejajar Wonosobo, Berangkat Haji dan Kuliahkan Anak Menjadi Dokter
Baca juga: Mengintip Aktivitas Pemuda Patakbanteng Wonosobo, Sulap Sampah Plastik Jadi Batako Hingga BBM
Baca juga: Dirikan KPSM, Cerita Pemuda Desa Patakbanteng Wonosobo Atasi Masalah Sampah di Hulu Serayu
Jawabannya ada di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, tepatnya di pekarangan milik En Raharjo.
En menjajal menanam bibit mangrove di air tawar.
Dia mulanya membawa biji mangrove yang dibawa dari pantai.
Tak disangka, di dataran tinggi tempatnya tinggal, dia berhasil menyemai mangrove hingga tumbuh tanaman itu.
"Bawa biji dari pantai, saya semai di air tawar," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (22/7/2021).
Dia menanamnya di dalam pot dari kaleng bekas yang telah diisi lumpur sawah.
Pot tersebut ia tenggelamkan ke kolam air tawar berbentuk bulat hingga bagian bawah tanaman tergenang.
Di kolam bundar itu, ia menebar ikan nila untuk dibudidayakan.
En sengaja melakukan eksperiman menanam mangrove di pekarangan.
Ia sendiri penasaran, mangrove yang biasa tumbuh di pesisir pantai, apakah bisa hidup dan tumbuh di dataran tinggi yang berhawa dingin.
Temannya sudah pernah mencoba, namun di dataran lebih rendah di Yogyakarta.
Di sana, temannya telah berhasil menanam mangrove di kolam akuarium berisi ikan hias.
"Saya disuruh coba tanam di dataran tinggi," katanya.
Karena tak ada air payau di pegunungan, En menggantinya dengan air tawar.
Eksperimennya ternyata cukup berhasil.
Mangrove yang ia tanam di air tawar bisa hidup dan tumbuh.
Hanya penanaman mangrove di air tawar, menurut dia, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Pasalnya, pertumbuhan mangrove di air tawar masih kurang optimal, tak seperti di habitat aslinya.
Dia pun masih terus meneliti dan berupaya agar mangrove bisa tumbuh besar hingga berbuah, sebagaimana di habitatnya di pantai.
"Bisa tumbuh di air tawar, tapi butuh treatment khusus."
"Ini masih tahap penelitian," katanya.
Ia bukan sekadar iseng menanam mangrove di dataran tinggi dengan media air tawar.
Ia punya harapan besar, jika bisa tumbuh baik di air tawar, mangrove diharapkannya bisa ditanam secara masif di sungai.
Ia melihat fungsi mangrove cukup efektif menahan lajunya abrasi di pantai.
Mangrove juga menjadi tempat berkembangbiak ikan, udang dan hewan lain.
Ia berharap mangrove pun bisa ditanam di sungai atau perairan air tawar.
Sebagaimana pantai, sungai pun kerap mengalami abrasi hingga ekosistem terganggu.
Ia mengandaikan, jika bisa ditanam di sungai, mangrove bisa melindungi sungai dari ancaman abrasi.
"Selama ini hanya dikasih bronjong."
"Kalau bronjong kan tidak bisa jadi tempat berkembangbiak ikan seperti mangrove," katanya. (*)
Baca juga: Banjir di Cilacap Dipicu Gangguan Cuaca, BMKG: Tetap Waspada, Potensi Terjadi Minimal Tiga Hari
Baca juga: Hujan Reda dan Banjir Mulai Surut, Akses Wangon-Cilacap Mulai Bisa Dilewati Kendaraan Roda Dua
Baca juga: Banyumas Terima 3000 Paket Obat Covid untuk Warga Isoman, Disalurkan Lewat Puskesmas
Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Panitia Kurban di Desa Kracak Banyumas Bungkus Daging Pakai Daun Jati