Penanganan Corona
Agen Isi Ulang Tabung Oksigen di Salatiga Ini Sengaja Buka 24 Jam, Berikut Alasan Murtopo
Lantaran tingginya permintaan masyarakat untuk kebutuhan pasien Covid-19 pelayanan isi ulang dilayani selama 24 jam di Salatiga.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA - Dampak pandemi virus corona (Covid-19) membuat permintaan tabung oksigen di Kota Salatiga mengalami kenaikan pesat.
Terlebih, banyaknya warga terpapar Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri sangat membutuhkan tabung oksigen sebagai alat bantu pernafasan.
Pemilik agen isi ulang tabung oksigen, Murtopo (49) mengatakan, permintaan tabung dari rata-rata 25 buah perhari menjadi 50 perhari.
Baca juga: Butuh Tambahan Tempat Isolasi Terpusat, Pemkot Salatiga Manfaatkan Bekas Gedung Pabrik di Cebongan
Baca juga: Dua Warga Binaan Rutan Salatiga Positif Covid, Satu Orang Harus Dilarikan ke Rumah Sakit
Baca juga: Lahan Pemakaman Khusus Jenazah Pasien Covid di Salatiga Menipis, Sekda Minta Lurah Mulai Siapkan TPU
Baca juga: Gerakan Sehari di Rumah Saja di Salatiga: Jalan Masuk ke Kota Ditutup 7 Jam
"Itu karena banyak pasien Covid-19 yang mengalami sesak nafas."
"Jadi sementara kebutuhan industri kami tidak utamakan."
"Permintaan isi ulang ini juga melonjak berkisar 100 persen bahkan lebih," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (6/7/2021).
Menurut Murtopo, lantaran tingginya permintaan masyarakat untuk kebutuhan pasien Covid-19 pelayanan isi ulang dilayani selama 24 jam.
Adapun peminjaman tabung tidak dilayani karena sudah sepenuhnya guna memenuhi kebutuhan medis.
Dia menambahkan, selama ini telah bekerja sama dengan RS Bina Kasih Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Rata-rata kebutuhan perhari mencapai 15 tabung oksigen di rumah sakit tersebut.
"Untuk tabung kecil ukuran tinggi 1 meter, permintaan perhari mencapai 80 tabung dari pagi sampai malam hari."
"Sedang kami stok tabung sekira 150, untuk permintaan pribadi banyak tapi kami batasi," katanya.
Murtopo melanjutkan, untuk isi ulang tabung oksigen kecil di tempatnya dihargai Rp 30 ribu.
Sedangkan yang berukuran besar dibanderol Rp 75 ribu.
Dia mengungkapkan, akibat tingginya tabung oksigen juga membuat perusahaan penyedia bahan baku refiil oksigen membatasi pasokan.
"Sementara ini para pencari tabung oksigen atau yang isi ulang dari berbagai daerah seperti Semarang, Grobogan, Magelang, Demak, Rembang, dan Kota Salatiga," ujarnya.
Pihaknya menyatakan, karena tingginya permintaan tabung oksigen juga membuat harga jual tabung mengalami kenaikan cukup drastis.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, kata dia untuk satu buah tabung oksigen kecil dijual Rp 900 sampai 1 juta sekarang menjadi Rp 2,5 juta.
Sementara ukuran besar dari harga Rp 1,9 juta menjadi Rp 3,5 juta bahkan ada yang menawar sebesar Rp 4 juta.
"Tetapi saya tidak mau kasihan."
"Jika pun ingin menambah stok tabung oksigen, lebih baik saya ambil pinjaman daripada menaikkan harga jual," paparnya.
Kesulitan mencari tabung oksigen dialami Adi Nugroho warga Kabupaten Kendal.
Dia rela datang jauh-jauh ke Salatiga untuk mendapatkan tabung oksigen, tetapi rata-rata agen tidak bersedia menjualnya.
Adi bercerita telah mencari informasi penjual tabung oksigen baik di Kabupaten Kendal, Kota Semarang sampai kemudian di Salatiga.
"Untuk kebutuhan pasien Covid-19."
"Kakak saya isolasi mandiri kalau bisa pinjam ya kami akan pinjam atau sewa tetapi tadi tidak diizinkan."
"Sangat kesulitan, untuk dua hari ini saya mencari."
"Kemarin dapat beli ukuran kecil di Semarang," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (6/7/2021).
Adi berucap, untuk tabung oksigen kecil dia membeli sekira Rp 1,6 juta.
Tetapi, tabung tersebut memiliki keterbatasan hanya mampu mencukupi kebutuhan oksigen kakaknya dari pagi sampai malam hari. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Warga Kalibagor Banyumas Ini Sulap Pelepah Pisang Jadi Lukisan, Dijual hingga Rp 850 Juta
Baca juga: Bupati Banyumas: Jangan Sampai Ada Masyarakat Tidak Makan Karena PPKM Darurat
Baca juga: Stasiun Purwokerto Siapkan Vaksinasi Covid Gratis bagi Calon Penumpang KA Jarak Jauh, Ini Syaratnya
Baca juga: Delapan Kereta Batal Berangkat, Khusus Wilayah PT KAI Daop V Purwokerto, Berikut Daftar Rincinya