PPKM Darurat Jateng
Cerita Pedagang PAI Tegal Hadapi PPKM Darurat: Kami Juga Menangis
Seorang pedagang di PAI Tegal, Ani Rohani (47) mengatakan, sebagai masyarakat kecil ia hanya bisa patuh mengikuti kebijakan dari pemerintah.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
Menurut Ani, semua anggota paguyuban pun selalu taat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Bahkan mereka selalu mematuhi arahan dari pemerintah kota dan kepolisian.
Mereka pun setiap harinya selalu berkoar kepada pengunjung terkait protokol kesehatan.
"Bagaimanapun ini kebijakan pemerintah, kami cuma bisa manut."
"Tapi mohon jangan sampai terjadi lockdown sampai setengah bulan."
"Bukan hanya mengeluh, tapi kami juga menangis," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (3/7/2021).
Ketua Paguyuban Pedagang PAI Tegal, Roiman (67) mengatakan, penutupan objek wisata di masa PPKM Darurat Jawa- Bali pastinya dikeluhkan semua pedagang.
Ketika buka saja sepi, apalagi ditutup total.
Namun menurutnya, meskipun sepi, lebih baik dibuka daripada ditutup.
Ia berharap, pemerintah mempertimbangkan kebijakan penutupan pariwisata di masa PPKM Darurat Jawa- Bali.
Karena rakyat kecil akan patuh terhadap kebijakan pemerintah.
"Kalau dibuka mending ada beberapa pengunjung untuk rezeki."
"Kalau sudah tutup seperti ini kan tidak ada pemasukan sama sekali."
"Bantuan ya tidak ada," katanya.
Roiman mengatakan, ia memiliki sembilan warung di PAI Tegal.