Berita Jawa Tengah

Cerita Edy Blangkon Bersama Istri Rintis Usaha Gethuk Take Tawangmangu, Olahan Singkong Jarak Towo

Usaha kuliner bahan pangan lokal itu telah dirintis Edy Blangkon sapaan akrabnya di Tawangmangu Karanganyar sejak pertengahan 2016.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/AGUS ISWADI
Edy Blangkon warga Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar memperlihatkan olahan gethuk berbahan baku singkong jarak towo, Sabtu (19/6/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Edy Susanto (40) bersama istrinya, Tri Suharsi (34) warga Ngunut, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar sukses kembangkan usaha bahan pangan lokal singkong jarak towo hasil dari petani lokal. 

Usaha kuliner bahan pangan lokal itu telah dirintis Edy Blangkon sapaan akrabnya sejak pertengahan 2016.

Kuliner tradisional yang telah dimodifikasi sedemikian rupa itu kini juga telah menyasar semua kalangan.

Terbukti olahan singkong jarak towo milik Edy telah dipasarkan ke beberapa hotel dan resto di Solo Raya.

Baca juga: Lockdown Lokal, Warga Satu Gang di Desa Selokaton Karanganyar, 29 Orang Terpapar Covid-19

Baca juga: Balai Desa Paulan Dijadikan Lokasi Isolasi Mandiri Terpusat, Inisiasi Camat Colomadu Karanganyar

Baca juga: 1.752 Keluarga Penerima Manfaat di Karanganyar Sudah Terima KKS, Bisa Langsung Dicairkan

Baca juga: Motor Rekan Kerja Dicuri, Alasan Buat Bayar Utang Rp 4 Juta, Kejadian di Gondangrejo Karanganyar

Selain itu, kudapan dengan rasa gurih dan manis itu juga telah dipasarkan hingga Semarang, Jabodetabek, Yogyakarta, Surabaya, Madiun, Ponorogo, bahkan luar negeri seperti Hongkong dan Macau. 

Bahan baku utama kudapan berupa singkong jarak towo diperoleh Edy dari para petani lokal.

Dia menyampaikan, rata-rata dapat mengolah 5-6 kuintal singkong jarak towo dalam sehari. 

Awal mula setelah bekerja sebagai TKI di Korea selama sekira 4 bulan, Edy memutuskan pulang ke kampung halaman dan merintis usaha olahan singkong jarak towo bersama istrinya. 

"Kami pilih jarak towo (singkong) karena memang di Tawangmangu tumbuh subur," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (19/6/2021). 

Kesuksesan yang kini dirasakan Edy tidak diraih layaknya membalikan telapak tangan.

Usaha berbahan pangan lokal itu dirintisnya dari nol atau awal.

Dia menjelaskan, awal mula merintis usaha singkong jarak towo, kendala yang dialami ialah soal pasar dan promosi. 

"Awal mula kendala itu mencari pasar dan waktu itu promosi lewat media sosial tidak segencar seperti sekarang."

"Kami merintis dari nol, bikin brosur, lalu sebarkan ke tempat wisata di Karanganyar."

"Berjalannya waktu kami mulai promosi lewat media sosial," ucapnya. 

Edy memilih singkong jarak towo bukan tanpa alasan.

Selain rasanya beda dengan singkong lainnya, dia ingin meningkatkan nilai jual singkong jarak towo dan mensejahterakan petani lokal.

Awal mula merintis usaha, Edy memperoleh bahan baku utama pembuatan gethuk dari para petani sekitar Tawangmangu.

Akan tetapi seiring meningkatnya permintaan, dia lantas mengambil bahan baku utama dari petani sekitar Ngargoyoso dan Jatiyoso. 

"Kalau mengandalkan dari Tawangmangu saja tidak cukup."

"Kami sudah kerja sama dengan kelompok tani."

"Makanya ambil dari Ngargoyoso dan Jatiyoso."

"Kalau daerah lain (dataran rendah) rasanya dan teksturnya beda," terangnya. 

Pekerja menumbuk singkong jarak towo yang telah dikukus untuk dijadikan gethuk di tempat produksi Gethuk Take Tawangmangu Karanganyar, Sabtu (19/6/2021).
Pekerja menumbuk singkong jarak towo yang telah dikukus untuk dijadikan gethuk di tempat produksi Gethuk Take Tawangmangu Karanganyar, Sabtu (19/6/2021). (TRIBUN BANYUMAS/AGUS ISWADI)

Baca juga: Launching Gerakan Minum Jamu, Sebulan Dua Kali di Jateng, Ganjar: Mesti Gaspol Lagi

Baca juga: Gedung DPRD Jateng Kembali Dilockdown Tiga Hari, Anggota Dewan dan Staf Terpapar Covid-19

Edy masih ingat betul, saat awal merintis usaha kuliner Gethuk Take harga singkong jarak towo hanya berkisar Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kilogram.

Tapi saat ini harganya sudah naik menjadi Rp 3.500 hingga Rp 4.000. 

Selain menyerap hasil panen petani lokal, dia juga memberdayakan warga sekitar.

Total ada 29 karyawan yang bekerja di tempat pengolahan Gethuk Take

Kuliner lokal ini dapat dijadikan buah tangan seusai berwisata di Tawangmangu.

Para wisatawan dapat mengunjungi outlet milik Edy yang diberi nama Gethuk Take.

Lokasinya tidak jauh dari Pasar Wisata Tawangmangu. 

Kini berbagai macam olahan singkong jarak towo dengan berbagai varian rasa telah dihasilkannya mulai dari gethuk, opak, tela-tela, gemblong durian, utri, dan lainnya.

Oahan singkong jarak towo dijual mulai harga Rp 14 ribu hingga Rp 18 ribu per pack.

Selain bentuk beku atau frozen, olahan singkong jarak towo ada juga yang dijual dalam bentuk olahan kering dan kukus. 

Dari sekian olahan singkong, olahan gethuk paling diminati para konsumen.

Ada beberapa varian rasa olahan gehtuk seperti original, jahe, gula merah, nangka, durian dan keju.

Dalam upaya mempertahankan cita rasa, Edy tetap mempertahankan kearifan lokal. 

"Proses kukus singkong diberi daun pandan masih menggunakan kayu bakar."

"Karena itu mempengaruhi tekstur dan rasa."

"Proses njojoh (tumbuk) juga masih manual."

"Pernah coba pakai mesin tapi rasanya beda."

"Daripada memburu cepat, lebih baik mempertahankan rasa," jelasnya. 

Sementara itu, Tri sapaannya mengatakan, adanya pandemi turut berdampak terhadap penjualan olahan kuliner Gethuk Take.

Awal pandemi, produksi paling seminggu hanya 2-3 kali. 

Namun saat ini permintaan mulai meningkat, produksi bisa 4-5 kali dalam seminggu.

Bahkan saat Lebaran, produksi dilakukan setiap hari.

Kini omzet Gethuk Take per bulannya mencapai Rp 100 juta.

"Di outlet, hari biasa itu bisa menjual 100-200 pack berbagai olahan."

"Kalau akhir pekan hampir 500 pack," paparnya. (Agus Iswadi)

Baca juga: Dua Pemuda Warga Purbalingga Ini Beli Tembakau Gorila Secara Online, Begini Penangkapannya

Baca juga: Warga Pegundungan Banjarnegara Manfaatkan Gas Rawa untuk Memasak, Instalasi Dibantu Pemprov Jateng

Baca juga: Ternyata Sepasang Kekasih Asal Brebes Ini yang Buang Janin Bayi, Alasannya Karena Takut

Baca juga: Yuks Tengok Monumen Bahari Kota Tegal, Saksi Sejarah Berdirinya Korps Marinir TNI Angkatan Laut

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved