Berita Jawa Tengah
Dico Sebut 50 UMKM Kendal Sudah Siap Ekspor Produk, Pemkab Bantu Lakukan Ini
Pemkab sedang berkordinasi dengan pihak pengelola Kawasan Industri Kendal (KIK) untuk mewujudkan sebuah RTH di KIK sebagai tempat pengembangan UMKM.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
Dia menjelaskan, di antara produk dengan jumlah ekspor terbanyak adalah arang tempurung kelapa asal Weleri.
Produsen mengambil bahan baku dari berbagai daerah seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera untuk diekspor ke negara lain di Eropa.
"Yang arang batok kelapa ini di Eropa digunakan sebagai pemanas ruangan."
"Produsennya ada di Weleri dengan rincian ekspor sekira 15 kontainer (30 ton per kontainer) setiap bulan."
"Begitu juga produk lainnya," tutur Kun Cahyadi kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (3/6/2021).
Produk lain yang sudah melangsungkan ekspor adalah pupuk organik dengan menggunakan daun asal Boja diekspor ke Jepang.
Dia berharap, dorongan pemerintah kepada pelaku UMKM Kendal dapat berjalan lancar untuk kemajuan perekonomian masyarakat.
"Total di Kendal ada 31.000 pelaku UMKM berskala mikro, 9.446 di antaranya sudah terdaftar dalam online data sistem (ODS)."
"Lalu 3.029 UMKM sudah dilakukan pendampingan, dan 2.561 pelaku UMKM telah diberikan dukungan fasilitas pelatihan."
"Kami harapkan akan terus berkembang untuk UMKM Kendal," jelasnya.
Seorang pelaku UMKM, Munawaroh (52) mengatakan, pendampingan pemerintah kepada para pelaku UMKM sangat dibutuhkan untuk kemajuan pelaku usaha.
Meski berangkat dari hal kecil, Munawaroh berharap produk-produk yang berkualitas akan laku dengan bantuan pemerintah dalam hal pemasaran.
Seperti contoh dua produk handmade milik Munawaroh berupa tas dan kain dilengkapi batik ecoprint.
"Alhamdulillah tadi Bu Bupati (Chacha Frederica) suka dengan tas dan kain batik ecoprint saya."
"Saya buat menggunakan daun seadanya di pinggiran jalan untuk ecoprintnya."