Berita Kriminal
Makam Ridwan di Karanganyar Dibongkar. Dikira Korban Kecelakaan Tunggal, Ternyata Dianiaya Teman
Polres Karanganyar membongkar makam Ridwan, korban penganiayaan yang berada di TPU Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Senin (27/5/2021).
Penulis: Agus Iswadi | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Polres Karanganyar membongkar makam Ridwan (19), korban penganiayaan yang berada di TPU Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Senin (27/5/2021).
Pembongkaran ini dilakukan untuk proses autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian Ridwan.
Pantauan di lokasi, garis polisi dipasang di akses masuk TPU Brongkol.
Dalam autopsi ini, Polres Karanganyar melibatkan Tim Forensik dari RSUD Dr Moewardi Solo yang dipimpin Kepala Instalansi Forensik Dokter Wahyu Dwi Atmoko.
Ada 15 personel dari tim forensik dari rumah sakit tersebut yang diterjunkan. Mereka tiba di makam sekira pukul 10.48 WIB.
Baca juga: Korban Tidak Pulang Dua Hari, Ditemukan Meninggal di Bawah Jembatan Kecamatan Jumantono Karanganyar
Baca juga: Pendaftaran BPUM Karanganyar Dibuka Hingga 21 Juni 2021, Begini Syarat Wajib yang Harus Diketahui
Baca juga: Jumlah Pasien Covid-19 Mulai Menurun Lagi di Karanganyar, Sempat Meningkat Saat Lebaran
Baca juga: Kemenag Karanganyar: Pasca Libur Lebaran, 50 Persen Santri Sudah Masuk Pondok
Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Kresnawan Hussein menyampaikan, polisi telah menetapkan empat tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian Ridwan.
Mereka adalah AH serta RW sebagia pelaku utama, serta AI dan MF yang diduga membantu.
Proses autopsi diawali dengan pembongkaran makam yang dilakukan Tim SAR Karanganyar. Jenazah Ridwan telah dimakamkan pada Senin (17/5/2021).
"Karena sejauh ini, tersangka mengakui bahwa tidak menggunakan alat apapun. Makanya, kami harus cek penyebab kematiannya apa. Itu tujuan dari pembongkaran (makam). Biar pasti," kata Kresnawan di lokasi pembongkaran makam, Senin (27/5/2021).
Kresnawan menuturkan, korban dan tersangka merupakan anggota perguruan silat. Mereka satu perguruan silat.
Jenazah Ridwan ditemukan di bawah Jembatan Tugu di perbatasan Jumantono-Polokarto.
Jenazah Ridwan pertama kali ditemukan warga sekitar yang melintas, Senin (17/5/2021) pagi.
Tak jauh dari lokasi, polisi menemukan sepeda motor Ridwan yang tersangkut di bibir jembatan. Awalnya, Ridwan diduga tewas akibat kecelakaan tunggal.
Namun, hasil keterangan sejumlah saksi, kematian Ridwan mengarah ke pembunuhan.
Polisi akhirnya melakukan penyelidikan hingga akhirnya menetapkan empat tersangka dalam kasus tersebut.
Tak terima dituduh edarkan pil koplo
Sementara, KBO Sat Reskrim Polres Karanganyar Ipda Anton Sulistiyana menyampaikan, keempat tersangka diamankan Kamis (20/5/2021) dan Jumat (21/5/2021) pekan lalu. Mereka merupakan teman Ridwan.
"Sampai saat ini, ada empat yang kami amankan. Dua tersangka utama terkait dengan 170 KUHP (AH dan RW), dua lainnya (AI dan MF) membantu menyembunyikan mayat terkait 181 KUHP," jelas Anton, Senin (24/5/2021) malam.
Baca juga: Mobil Ambulans Bawa Jenazah Adu Banteng dengan Truk di Tonjong Brebes, 4 Orang Tewas
Baca juga: Kalah Tragis! Manchester United Gagal Boyong Piala Liga Europa lewat Adu Pinalti Lawan Villarreal
Baca juga: Setuju Raperda Usulan DPRD, Bupati Purbalingga: Hiburan Harus Selaras Nilai Agama dan Kearifan Lokal
Baca juga: Selamat! Banyumas Raih Penghargaan WTP Kesepuluh Kali secara Berturut-turut
Kasus tindak penganiayaan hingga berujung kematian itu bermula dari tersangka AH yang tidak terima dituduh Ridwan sebagai pengedar pil koplo.
AH kemudian menghubungi dan mengundang Ridwan untuk datang ke rumah RW.
"Sampai TKP, terjadi penganiayaan dibantu temannya (RW). Setelah dianiaya, pelaku rencana membawa ke rumah sakit tapi korban sudah meninggal. Akhirnya, muter-muter di Karanganyar dengan kendaraan roda empat," ucapnya.
Pelaku yang sempat kebingungan sempat menyimpan jenazah korban di kamar warung tempat AI bekerja.
Hingga akhirnya, jenazah dibawa menggunakan mobil Panter. Sedangkan pelaku lain mengendarai sepeda motor Scoopy milik korban.
"Dibantu temannya, AI dan MF, (jenazah) dibuang ke arah rumah korban. Jembatan di Jumantono," imbuh Anton. (*)