Berita Internasional
Israel Serang Gaza Sehari Jelang Idulfitri, Serbuan Berlangsung Sepanjang Hari Sejak Matahari Terbit
Jelang Idulfitri, Israel melancarkan serangan udara di Gaza, Rabu (12/5/2021). Bahkan, rentetan serangan dilancarkan sejak matahari terbit.
Terdiri dari 10 orang, di antaranya merupakan anggota "manajemen puncak Hamas" dan empat ahli senjata.
Secara keseluruhan, Israel mengklaim, sekitar 30 militan telah terbunuh sejak pertempuran dimulai.
Bentrokan sipil
Pertempuran tersebut telah memicu bentrokan kekerasan antara orang Arab dan Yahudi di Israel, dalam adegan yang belum pernah terlihat sejak tahun 2000.
Netanyahu memperingatkan bahwa dia siap untuk menggunakan "tangan besi jika perlu" untuk menenangkan kekerasan. Tapi, bentrokan buruk meletus di seluruh negeri Rabu malam.
Massa Yahudi dan Arab bertempur di pusat kota Lod, pusat masalah, meskipun keadaan darurat dan jam malam.
Di dekat Bat Yam, segerombolan kaum nasionalis Yahudi menyerang seorang pengendara mobil Arab, menyeretnya dari mobilnya dan memukulinya sampai dia tidak bergerak.
Di Tepi Barat, militer Israel mengatakan telah menggagalkan serangan penembakan Palestina yang melukai dua orang.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, tersangka pria bersenjata itu tewas. Tidak ada detail yang segera tersedia.
Baca juga: Petasan Maut di Undaan Kudus Tewaskan 1 Orang dan Lukai 3 Remaja, Meledak saat Lubang Sumbu Dibuat
Baca juga: Libur Lebaran, PMI Banyumas Sokaraja Tetap Layani Donor Darah dan Plasma Konvalesen. Ini Syaratnya
Baca juga: BWF Batalkan Singapore Open 2021, Ganda Campuran Hafiz/Gloria Terancam Gagal ke Olimpiade Tokyo
Masih belum jelas bagaimana pertempuran di Gaza akan memengaruhi masa depan politik Perdana Menteri Israel Netanyahu.
Dia gagal membentuk koalisi pemerintah setelah pemilihan parlemen yang tidak meyakinkan pada bulan Maret.
Sekarang, saingan politiknya memiliki waktu tiga pekan untuk mencoba membentuk koalisi. Saingannya telah mendekati partai kecil Islamis Arab.
Tetapi, semakin lama pertempuran berlangsung, semakin hal itu dapat menghambat upaya mereka untuk membentuk koalisi.
Kondisi itu dapat meningkatkan kekuatan Netanyahu jika pemilihan lain diadakan karena keamanan adalah janji yang kuat dengan publik.
Israel dan Hamas telah berperang tiga kali sejak kelompok militan itu merebut kekuasaan di Gaza dari pasukan Palestina yang bersaing pada 2007.