Berita Jateng
Pantas Banyak Lelaki Pengangguran, Kebutuhan Buruh di Batang 90 Persen untuk Perempuan
dominasi perempuan terjadi karena sektor industri yang berkembang pesat di Batang adalah garmen dan konveksi
Penulis: dina indriani | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Ketimpangan kebutuhan tenaga kerja di Kabupaten Batang kembali mencuat, data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) menunjukkan, peluang kerja bagi perempuan jauh lebih besar dibanding laki-laki.
Perbandingannya bahkan mencapai 90 banding 10.
Kepala Disnaker Batang, Rakhmat Nurul Fadilah, menjelaskan dominasi perempuan terjadi karena sektor industri yang berkembang pesat di Batang adalah garmen dan konveksi.
Dua sektor ini membutuhkan keterampilan dasar menjahit, yang selama ini lebih identik dengan pekerja perempuan.
“Lowongan terbanyak memang di konveksi dan garment. Keterampilan menjahit lebih banyak dipilih perempuan karena dianggap teliti dan rapi,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Awalnya, pemetaan kebutuhan tenaga kerja yang dilakukan Disnaker memperkirakan komposisi 80 persen perempuan dan 20 persen laki-laki.
Namun, realisasi di lapangan justru lebih timpang, yakni 90 persen perempuan dan hanya 10 persen laki-laki.
Rakhmat menegaskan pihaknya terus mengadvokasi perusahaan agar tetap membuka kuota bagi pekerja laki-laki.
Upaya ini dilakukan agar kesempatan kerja lebih merata.
Selain itu, Disnaker juga menyiapkan pelatihan teknis yang sesuai dengan karakteristik pekerja laki-laki.
Program pelatihan meliputi keterampilan mengelas, baja ringan, hingga kelistrikan.
Meski jumlah kebutuhannya tidak sebesar operator jahit, pelatihan ini diharapkan mampu membuka peluang kerja baru.
“Kebutuhan di sektor teknis memang lebih kecil dibanding operator jahit. Tapi tetap kami dorong agar ada ruang bagi laki-laki,” tambahnya.
Baca juga: Sektor Pertanian Pandanarum Luluh Lantak karena Longsor, Kerugian Rp 3,7 Miliar
Rakhmat mengakui, tantangan terbesar justru datang dari pencari kerja laki-laki sendiri.
Banyak di antara mereka enggan menerima tawaran kerja di luar Batang, meski peluang tersedia di daerah lain.
Ia berharap pencari kerja laki-laki bisa lebih fleksibel dalam melihat peluang.
Menurutnya, lokasi kerja di luar daerah seharusnya tidak menjadi penghalang selama kesempatan itu bisa memberikan penghasilan dan pengalaman kerja.
“Kami pernah tawarkan pekerjaan di Semarang, khusus untuk laki-laki. Tapi mereka menolak, mintanya tetap di Batang,” pungkasnya.(din)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Kartu-prakerja-purbalingga.jpg)