Longsor Pandanarum
Sektor Pertanian Pandanarum Luluh Lantak karena Longsor, Kerugian Rp 3,7 Miliar
total kerugian di sektor pertanian dan infrastruktur pendukung telah mencapai sekitar Rp3,7 miliar.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA — Dampak longsor yang melanda Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, tidak hanya merusak rumah warga.
Sektor pertanian, yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian utama masyarakat setempat, juga mengalami kerugian yang cukup signifikan.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dinkanak) Kabupaten Banjarnegara, Firman Adhi mengatakan, hingga saat ini total kerugian di sektor pertanian dan infrastruktur pendukung telah mencapai sekitar Rp3,7 miliar.
Ia mengatakan, disamping kerugian materil berupa bangunan atau tempat tinggal penduduk, di sektor pertanian juga mengalami kerugian yang cukup signifikan.
"Dari sisi lahan, kita ada tanaman kebun, sawah dan tanaman holtikultura seperti cabai, padi dan tanaman rempah atau nilem. Saat ini kerugiannya itu sekitar Rp2,9 miliar. Itu adalah nilai total hitungan kalau panen nanti," jelasnya saat dikonfirmasi Tribunbanyumas.com, Selasa (18/11/2025).
Selain dari sisi lahan, Firman menyebut kerugian juga terjadi pada sektor peternakan. Menurutnya, banyak ternak milik warga berupa sapi dan kambing yang hilang ataupun mati akibat bencana ini.
"Kerugian ternak baik sapi ataupun kambing, saat ini mencapai Rp640 juta. Dengan rincian 30 ekor sapi dan 250 ekor kambing," katanya.
Sedangkan dari sisi infrastruktur pertanian ia mengatakan juga terdapat kerusakan yang cukup berat. Irigasi perpipaan dan jaringan irigasi yang sebelumnya telah dibangun oleh Dinas PUPR disampaikan telah rusak akibat tertimbun material longsor.
Baca juga: Cegah Banjir, Perbaikan Tanggul Jebol di Kebumen Ditarget Selesai Akhir Bulan Ini
Adapun total kerugian infrastruktur tersebut diperkirakan mencapai Rp94 juta.
"Irigasi ini kan khusus dipakai untuk tanaman padi. Kalau tertimbun, airnya tidak bisa ngalir, akhirnya sawah ya tidak bisa tanam. Padahal kemarin itu dibangun untuk sekitar 20 hektar dan hampir semuanya terdampak," paparnya.
Sementara itu, meski dusun tersebut bukan merupakan kawasan sentra bagi tanaman padi, lokasi tersebut merupakan salah satu sentra bagi tanaman holtikultura. Sehingga dampak akibat bencana tersebut menurutnya cukup signifikan.
"Memang bukan sentranya sawah, tapi holtikultura. Dan kebetulan yang terkena ini lahannya kan cukup memungkinkan, jadi yang kena ya imbasnya cukup signifikan. Kalau ditotal keseluruhannya sampai saat ini sudah mencapai Rp3,7 miliar" pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Longsor-situkung-dari-drone.jpg)