Berita Semarang
Tanpa Arak-arakan, Pembukaan Dugderan Sambut Ramadan di Kota Semarang Dimeriahkan Pentas Drama
Pemerintah Kota Semarang menggelar Dugderan sebagai penanda akan datang bulan suci Ramadan, Minggu (11/4/2021).
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang menggelar Dugderan sebagai penanda akan datang bulan suci Ramadan, Minggu (11/4/2021).
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang mengemas tradisi dugderan lebih meriah dibanding tahun lalu, meski tanpa arak-arakan, seperti sebelum masa pandemi Covid-19.
Dugderan digelar di Balai Kota Semarang dengan menyuguhkan pentas drama bertema momen dugderan.
Drama tersebut menceritakan sejumlah anak yang riang gembira menyambut Ramadan dengan membeli berbagai mainan khas di Pasar Dugderan. Bahkan, seorang anak rela memecahkan celengannya untuk membelikan mainan bagi dua adiknya.
Pertunjukan drama juga dikolaborasikan dengan penampilan sejumlah tarian yang menggambarkan keberagaman etnis di Kota Semarang. Tak lupa, ikon warak ngendok juga turut ditampilkan.
Baca juga: Tahun Ini, Dugderan di Kota Semarang Dipastikan Tanpa Arak-arakan
Baca juga: Satpol PP Kota Semarang Oprak Judi Togel Jelang Ramadan, Meja dan Catatan Rekapitulasi Nomor Dikukut
Baca juga: Pasien Sempat Keluar RS Karena Panik, Gempa Malang Terasa Hingga Semarang, Ini Penjelasan BMKG
Baca juga: Cerita Nakes Kabupaten Semarang Bikin Lagu Religi, Ipung Purwadi Sedang Rindukan Bimbingan Tuhan
Dilanjutkan, penabuhan bedug oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang memerankan sebagai Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat.
Setelah itu, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu, bersama jajaran Forkopimda serta organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Semarang, melanjutkan prosesi halaqah ke Masjid Agung Semarang.
Hendi menyampaikan, prosesi dugderan menceritakan Pemerintah Kota Semarang, jajaran kepolisian, TNI, pengadilan negeri, termasuk wakil rakyat menyampaikan kepada masyarakat bahwa sebentar lagi Ramadan akan tiba.
Begitu juga, para alim ulama Masjid Agung Semarang menyampaikan, hasil sidang mengenai Ramadan tahun ini jatuh mulai Selasa (13/4/2021).
"Kami menyampaikan kepada masyarakat, mudah-mudahan, selama Ramadan bisa bisa menjalankan dengan baik dan menjauhi hal-hal yang tidak baik dan yang dilarang agama. Kami sampaikan melalui dugderan," papar Hendi.
Lebih lanjut, Hendi memaparkan, tradisi dugderan kali ini memang dikemas lebih meriah dibanding tahun lalu.
Dudgeran tahun lalu hanya diisi halaqah di Masjid Agung Semarang.
Sedangkan pada 2021, tradisi dugderan dikemas dengan beberapa pertunjukan, meski tidak semegah tradisi dugderan pada masa sebelum pandemi Covid-19.
"Tahun lalu, kami belajar karena pademi Covid-19. Sehingga, tidak berani mengadakan sebuah prosesi. Sekarang, yang penting prokes. Inilah yang kemudian dikemas kawan-kawan Disbudpar," jelasnya.
Baca juga: Mudik Lebaran Dilarang, Petugas Gabungan Bakal Pantau 85 Titik Penyekatan di Perbatasan Jateng
Baca juga: Ulama Purbalingga Beri 8 Rekomendasi Hasil Halaqah ke Bupati, di Antaranya Pembatasan Tempat Hiburan
Baca juga: Kota Kuno 3000 Tahun Lalu Ditemukan di Luxor Mesir, Punya Distrik Industri dan Permukiman
Baca juga: Girpasang Klaten Mulai Undang Wisatawan: Disediakan Gondola, Seberangi Jurang sedalam 150 Meter
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Agung Semarang Hanief Ismail mengucapkan terima kasih kepada wali kota Semarang beserta para punggawanya, telah menggelar dugderan lebih meriah dibanding tahun sebelumnya.
"Tahun lalu tidak semeriah hari ini. Alhamdulillah, Pak Wali bersama punggawanya yang mendampingi membuat acara dugderan lebih meriah. Kami mengucapkan terima kasih," katanya. (*)