Larangan Mudik Lebaran 2021

Aswin Merasa Dibunuh Secara Berlahan, Duka Penjual Tiket Bus di Pemalang, Efek Larangan Mudik

"Kebijakan larangan mudik tentu saja seperti membunuh kami secara perlahan, bagaimana kami memberikan makan keluarga?"

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/BUDI SUSANTO
Dua bus terparkir di terminal sementara di wilayah Comal Kabupaten Pemalang, Kamis (8/4/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PEMALANG - Pelarangan mudik yang dicanangkan Pemerintah Pusat di tengah pandemi bikin puyeng para penjual tiket bus. 

Harapan mendapat penghasilan lebih jelang Hari Raya Idulfitri, tak akan terlaksana.

Itu semua lantaran imbas kebijakan yang ditelurkan pemerintah tersebut. 

Belum lagi hantaman pandemi yang membuat pendapatan mereka terjun bebas, semakin memusingkan para penjual tiket bus. 

Baca juga: Truk Muatan Keramik Terguling di KM 331 Tol Pemalang-Batang di Bojong Pekalongan, 1 Orang Meninggal

Baca juga: Digitalisasi Pedesaan di Pemalang, Warga Watukumpul: Paling Cuma Wacana, Banyak Wilayah Blank Spot

Baca juga: Astuti Diteror Ketakutan Setiap Hari, Rumah Rusak Parah Akibat Tanah Gerak di Majakerta Pemalang

Baca juga: Hujan Berkepanjangan Dituding Jadi Biang Keroknya, Produksi Durian Terus Menurun di Pemalang

"Di tengah pandemi bisa menjual lima tiket saja sudah beruntung."

"Itu karena setiap hari tiket yang saya jual hanya laku satu," jelas Aswin penjual tiket bus di wilayah Comal Pemalang kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (8/4/2021).

Dilanjutkannya, adanya libur panjang beberapa waktu lalu juga tak terlalu berpengaruh terhadap penjualan tiket bus. 

"Libur panjang beberapa waktu lalu, saya hanya bisa jual 10 tiket."

"Itu saja bus terpaksa berangkat karena tak ada penumpang lain," katanya. 

Aswin menerangkan, Hari Raya Idulfitri mendatang jadi harapan para penjual tiket bus.

Namun akibat pelarangan mudik membuat ia dan penjual tiket lainnya pesimis bisa dapat penghasilan yang lebih baik lagi. 

"Tahun lalu sudah dilarang, dan mudik mendatang diberlakukan hal serupa."

"Kebijakan itu tentu saja seperti membunuh kami secara perlahan, bagaimana kami memberikan makan keluarga?"

"Apa pemerintah mau menanggungnya?"

"Harapan kami mudik jangan dilarang," ucapnya. 

Sementara itu, Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat mengatakan, pengusaha transportasi darat sangat merasakan dampak larangan mudik

"Ditambah lagi Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diusulkan Organda tidak ditanggapi serius oleh pemerintah."

"Hal itu akan sangat memberatkan pengusaha di bidang transpotasi dan turunannya," paparnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (8/4/2021). 

Ditambahkannya, diperlukan upaya gotong royong semua instansi Pemerintah Pusat hingga daerah untuk memberikan bantuan yang terdampak kebijakan larangan mudik

"Terutama terhadap bisnis transportasi umum darat supaya keberlanjutan bisnis transportasi umum darat tetap terjaga."

"Pasalnya jika bisnis tersebut terganggu, akan banyak sektor yang ikut terdamapak," tambahnya. (Budi Susanto)

Baca juga: RSUD Temanggung Cuma Buka 76 Formasi Lowongan, Pelamarnya Capai 1.821 Orang

Baca juga: Pelaku Sewa Ruko Sehari di Temanggung, Toko Sembako di Solo Kena Tipu, Pesan Barang Cara COD

Baca juga: Kenalkan, Bayi Asal Brebes Bernama Dinas Komunikasi Informatika Statistik. Begini Penjelasan Ayah

Baca juga: Pemerintah Resmikan Gudang Sistem Resi Gudang Bawang Merah di Brebes, Ini Manfaatnya

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved