Berita Pemalang
Pohon Randu Jajar di Desa Sikasur Pemalang, Selain Hits untuk Swafoto Juga Menyimpan Cerita Mistis
Dua pohon randu besar mengapit Jalan Randudongkal-Belik Pemalang seolah menjadi pintu gerbang masuk daerah tersebut.
Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PEMALANG - Dua pohon randu besar mengapit Jalan Randudongkal-Belik Pemalang seolah menjadi pintu gerbang masuk daerah tersebut.
Dua pohon yang disebut warga randu jajar itu menjulan tinggi, bahkan memiliki tinggi dua kali lipat dari tiang listrik tak jauh dari dua pohon randu tersebut.
Dua pohon ini ada di Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, yang juga jalan menuju perbatasan Purbalinga.
Pohon yang diyakini berumur ratusan tahun itu dikeramatkan warga.
Meski begitu, di kalangan anak-anak muda di wilayah tersebut, keberadaan pohon itu cukup populer.
Banyak dari mereka datang ke dekat lokasi pohon untuk berswafoto.
Hal itu lantaran keindahan lanskap sekitar berupa hamparan persawahan. Saat cuaca cerah, kemegahan Gunung Slamet juga terlihat dari titik ini.
Baca juga: Maraknya Kasus Libatkan Perempuan di Pemalang, Kapolres: Jangan Macam-macam, Kami Tindak Tegas
Baca juga: Kirana Layak Jadi Pioner Pendidikan di Pemalang, Semangat Bersekolah Meski Fisik Terbatas
Baca juga: Sedang Sebrangkan Motor, Kusno Kaget Ada Sosok Wanita Mengapung di Sungai Comal Pemalang
Baca juga: Besok Kamis, Pembelajaran Tatap Muka di Pemalang, Ada 42 Sekolah di Tahap Awal
Seperti yang dilakukan Novianatul Fadilah, gadis belasan tahun asal Kecamatan Bantarbolang, Pemalang, bersama rekannya.
Mereka sengaja mendatangi pohon randu jajar untuk mengabadikan foto dan akan mengunggah foto di media sosial.
"Sengaja ke sini untuk mengabadikan momen karena tempatnya bagus. Kalau cerita-cerita di sini, saya tidak tahu," katanya, Jumat (19/3/2021).
Sementara itu Rais, warga Desa Sikasur, yang setiap hari beraktivitas di sekitar randu jajar, percaya, pohon tersebut menjadi penjaga Desa Sikasur.
"Meski dianggap mistos tapi kami percaya hal itu, bahkan, tidak ada yang berani menebangnya," ucapnya.
Rais menceritakan, kejadian tak masuk akal yang sempat dilihat warga di pohon randu jajar tersebut.
"Dahan pohon pernah patah dan jatuh ke tanah, ukurannya juga besar. Karena warga tak berani memindahkan, akhirnya dibiarkan. Namun, keesokan harinya, dahan itu kembali lagi ke pohon bahkan tak ada bekas patahan," paparnya.
Pria berumur lebih dari 60 tahun itu juga menerangkan, beberapa tahun lalu, pemerintah desa hendak menebang pohon tersebut namun ratusan warga marah.
"Bahkan, jalan diblokir oleh warga karena warga tak mau pohon itu ditebang. Kalau nekat, kami percaya akan terjadi bencana, mitosnya Desa Sikasur akan jadi lautan," jelas Rais.
Baca juga: Harga Emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Semarang Pagi Ini, 19 Maret 2021 Rp 929.000 Per Gram
Baca juga: Catat, Tarif Deteksi Covid-19 Pakai GeNose di Stasiun Naik Jadi Rp 30 Ribu Mulai 20 Maret
Baca juga: Kisah Perjuangan Ariyanti Besarkan Kirana, Penderita Cerebral Palsy, Ditinggal Ayah Saat Usia 3 Hari
Baca juga: Ahmad Muzani Yakini Program Vaksinasi Tak Selesai 2021, Begini Alasan Wakil Ketua MPR RI Ini
Rais mengatakan, ukuran dua pohon itu sangat besar dan sudah ada sejak zaman nenek moyangnya.
"Sepuluh orang merentangkan tangan pun, saya rasa masih kurang untuk menggukur besarnya pohon tersebut," tuturnya.
Terpisah, Kepala Desa Sikasur Kusin, membenarkan jika pohon tersebut tak boleh ditebang.
"Memang dikeramatkan, warga juga percaya, dua pohon itu sebagai gerbang menuju alam lain. Kalau ditebang akan membawa bencana bagi desa," terang Kusin saat dihubungi via telepon.
Dilanjutkannya, rombongan Dosen Unsoed Purwakerto pernah mendatangi pohon randu jajar beberapa waktu lalu.
"Mereka datang sekitar pukul 01.00 WIB, ada enam orang. Karena penasaran, mereka memotret dua pohon itu. Namun, setelah dilihat hasilnya, rombongan itu ketakutan karena di foto ada penampakan ular raksasa dan bola api," kata Kusin. (*)