Berita Wonosobo

Peziarah Protes, Batu Nisan Kuno di Makam Stanagede Diambil Disparbud Wonosobo

Puluhan batu nisan di Makam Stanagede, Dusun Mojotengah, Desa Mojosari, Kecamatan Mojotengah, diambil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Istimewa
Sejumlah peziarah mendatangi Makam Stanagede di Desa Mojosari, Mojotengah, Wonosobo, Selasa (16/3/2021). Batu nisan di makam ini diambil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Puluhan batu nisan di Makam Stanagede, Dusun Mojotengah, Desa Mojosari, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo, diambil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo.

Kejadian ini pun menuai kontroversi dan ramai diperbincangkan di media sosial.

Banyak netizen keberatan atas pemindahan batu nisan di kuburan keramat yang terletak di atas bukit tersebut.

Batu-batu nisan yang diambil dari makam kuno itu ada yang menyerupai Lingga, Meru, hingga kemuncak candi dan batu dengan relief binatang.

Peziarah sekaligus pegiat eksplorasi makam, Farhan mengatakan, pengambilan batu nisan oleh pemerintah mengagetkan peziarah.

Baca juga: Kisah Sukses Tukiyo, Tanam Jahe Merah di Polybag, Warga Wonosobo Ini Kewalahan Penuhi Permintaan

Baca juga: Modal Data Temuan BPK, Wartawan Internal Publik Peras Kepala DPUPR Wonosobo

Baca juga: Pria Bermasker Todongkan Pistol ke Teller Bank Wonosobo, Gondol Uang Rp 100 Juta

Baca juga: Cuma Punya Waktu Tiga Tahun, Bupati Afif Nurhidayat Prioritaskan Benahi Infrastruktur di Wonosobo

Ia menilai, tindakan itu tergesa karena tidak didahului sosialisasi ke masyarakat atau peziarah.

Terlebih, makam yang batu nisannya diambil, selama ini dikeramatkan oleh sebagian masyarakat.

Batu nisan berbentuk lingga di makam Raden Maospati misalnya, ikut diambil dan diangkut ke Dinas Pariwisata.

"Namanya orang, ada penghormatan terhadap orang yang dikeramatkan. Bukan hanya warga setempat yang tidak setuju, peziarah juga kaget, kok batu nisannya tidak ada," katanya.

Farhan mengatakan, ada sekitar 25 batu, kebanyakan batu nisan di Makam Stanagede yang diboyong ke Dinas Pariwisata.

Penelitian tentang benda purbakala di makan Stanagede diakuinya sudah dilakukan Tim Ahli Cagar Budaya Wonosobo sejak lama.

Tetapi, ia belum mengetahui hasil riset tersebut, apakah Makam Stanagede termasuk benda diduga cagar budaya atau tidak, berdasarkan urutan pemeringkatannya.

Hasil kajian itu mestinya juga disampaikan ke masyarakat sehingga mereka mengetahui dan bisa ikut menjaga keberadaan situasi di lingkungannya.

"Supaya tidak menimbulkan gejolak, hasil riset baiknya disampaikan. Dan rencana pemindahan batu nisan ditawarkan dulu ke masyarakat. Dulu pernah sosialisasi tapi tidak ada penawaran, setuju atau tidaknya warga," katanya.

Baca juga: Tak Kunjung Pulang dari Memancing, Warga Kejobong Purbalingga Ditemukan Tewas Mengambang di Sungai

Baca juga: 2 Warga Cilongok Banyumas Resmi Jadi Tersangka Kasus Korupsi JPS, Kerugian Negara Rp 2,12 Miliar

Baca juga: Gubernur Ganjar Puji Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Salatiga, Ini yang Menjadi Perhatiannya

Baca juga: Jangan Coba-coba Lari saat Ketemu Polisi Patroli, Bukti Pelanggaran Kini Direkam di Helm Polisi

Ia menyadari, dalih pemerintah mengambil batu-batu nisan di Stanagede untuk mengamankan atau menyelamatkan benda bersejarah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved