Berita Pendidikan
Cerita Pelajar SMKN Jenawi Karanganyar, Jual Keripik Pelepah Pisang Biar Bisa Ikut Belajar Daring
Uang hasil jual keripik digunakan para pelajar untuk membeli kuota internet guna mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Belasan pelajar SMK Negeri Jenawi Kabupaten Karanganyar menjual olahan keripik pelepah pisang atau gedebog, daun kelor, dan daun pegagan untuk mendapatkan tambahan uang.
Uang tersebut digunakan para pelajar untuk membeli kuota internet guna mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Usaha pembuatan olahan keripik gedebog, daun kelor, dan pegagan telah dimulai sejak empat bulan lalu.
Baca juga: Terima 10 Ribu Dosis Vaksin Covid-19, DKK Karanganyar Geber Vaksinasi bagi 137.117 Lansia
Baca juga: Keluarga Pasien Gugat RSUD Karanganyar, Diduga Beri Keterangan Palsu Dalam Surat Covid
Baca juga: Truk Terperosok ke Kebun Sedalam 50 Meter, Warga Jenawi Karanganyar Bahu Membahu Tarik secara Manual
Baca juga: Sudah Ada 497 Penerima Manfaat PKH Mengundurkan Diri, Data Dinsos Karanganyar Hingga Februari 2021
"Di Jenawi banyak tapi tidak dimanfaatkan."
"Akhirnya dibuat keripik."
"Di Jenawi belum ada yang buat (olahan keripik dari gedebog)," kata pelajar kelas XI SMK Negeri Jenawi, Catur Prasetyo kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (4/3/2021).
Dari hasil jualan keripik tersebut, Catur mendapatkan uang bagi hasil yang digunakan untuk membeli kuota internet.
Dia tidak kesulitan mengatur jadwal, baik untuk tetap mengikuti pembelajaran secara daring dan membuat olahan keripik.
"Kalau selesai membuat tugas ke rumah produksi."
"Kadang pagi, siang hari," ucapnya.
Ide usaha olahan keripik tersebut didukung penuh oleh Hari Prihatin selaku guru sekolah.
Guru siswa itu kebetulan memiliki rumah makan di rumahnya daerah Jenawi.
Tempat produksi keripik tersebut memanfaatkan ruangan yang berada di rumahnya.
"Modal awal itu Rp 2 juta (uang pribadi)."
"Tidak pakai uang dari sekolah."
"Ada 11 siswa yang ikut."
"Olahan dititipkan di toko oleh-oleh dan rumah makan," ujar Hari.
Bahan pembuatan keripik dapat dengan mudah didapatkan di wilayah Jenawi.
Pasalnya daun kelor tumbuh liar, begitu juga daun pegagan.
Sedangkan pelepah pisang memanfaatkan pohon milik warga sekitar.
Setidaknya sekira 40 bungkus keripik dapat diproduksi dalam sehari.
Produk keripik itu dititipkan ke toko yang berada di Tawangmangu dan Ngargoyoso.
Satu bungkus keripik dijual dengan harga Rp 10 ribu.
"Biasanya seminggu sekali kirim 50 bungkus ke toko besar."
"Kalau kecil paling sekira 10 bungkus."
"Omzet per minggu Rp 4,5 juta, itu kotor."
"Kalau bersih sekira Rp 1,7 juta."
"Anak-anak seminggu bisa dapat sekira Rp 100 ribu," terangnya.
Menurutnya, selain dapat membantu siswa untuk membeli kuota internet, kegiatan ini dapat menjadi bekal berwirausaha.
Dalam pembuatan keripik gedebog, pelepah yang telah disisir dan diambil bagian dalam kemudian direndam selama 2x 24 jam.
Air rendaman itu dicampur kapur dan garam untuk menetralisir.
Setelah itu bagian dalam pelepah pisang dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil.
Potongan itu lantas dicampur tepung kemudian digoreng.
Sedangkan daun pegagan pengolahannya hampir sama.
Daun yang telah dipetik, lantas dicuci dan dicampur tepung untuk kemudian digoreng.
"Kalau daun kelor basah ditumbuk, dicampur tepung dan dijadikan keripik pangsit," pungkas Hari. (Agus Iswadi)
Baca juga: Dompet Dhuafa Minta Bupati Purbalingga Ikut Berkampanye Bantu Anak Tuna Rungu
Baca juga: Ingin Optimalkan Layanan Publik, Bupati Purbalingga Ancang-ancang Bangun Mal Pelayanan Publik
Baca juga: Cerita Mamat Si Perawat Luka Asal Banjarnegara, Kerap Berikan Tinggalan Uang Guna Kebutuhan Pasien
Baca juga: Bocah Asal Badarkaya Banjarnegara Hilang Terbawa Arus Sungai saat Mandi, 3 Regu SAR Dikerahkan