Berita Semarang
Banjir Masih Tinggi, Jenazah Warga Trimulyo Semarang Dibawa Pakai Perahu Karet Menuju TPU
Warga Trimulyo harus menerjang banjir untuk memakamkan Sukarjo, warga yang meninggal dunia saat rumahnya terkepung banjir, Jumat (26/2/2021).
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Warga Trimulyo harus menerjang banjir untuk memakamkan Sukarjo, warga yang meninggal dunia saat rumahnya terkepung banjir, Jumat (26/2/2021).
Warga membawa keranda jenazah menggunakan perahu karet pinjaman dari BPBD Kota Semarang.
Jenazah Sukarjo pun diiring pelayat yang melantunkan tahlil, sembari menerjang banjir setinggi paha orang dewasa.
Mereka harus berjalan dan menerjang banjir sejauh sekira 1 kilometer untuk menuju Makam Trimulyo Timur.
"Sudah kami makamkan, tadi selesai pukul 10.30 WIB," kata Lurah Trimulyo Katarina Nevy Herawati, saat dihubungi Tribunbanyumas.com.
Baca juga: Ambruk saat Lintasi Banjir Kaligawe Semarang, Karyawan Pabrik Ditemukan Tewas dekat Tiang Listrik
Baca juga: Bulan Depan Bergelar Doktor, Mantan Pelatih Fisik PSIS Semarang Ini Sudah Lewati Ujian Tesis di UNJ
Baca juga: Mega Pro Terbakar di Depan Kampus USM Kota Semarang, Saksi: Motor Distater saat Tutup Bensin Terbuka
Baca juga: Hampir Tutup Bulan, PSIS Semarang Belum Panggil Pelatih dan Pemain, Ini Alasan Manajemen Tim
Katarina mengatakan, Sukarjo merupakan warga RT 05 RW 01. Sukarjo meninggal Jumat dinihari, sekitar pukul 01.00 WIB di warung tempat dia berjualan.
Saat kejadian, banjir tak sampai masuk ke dalam warung namun merendam jalan di depan warung.
Sehingga, proses menyucikan jenazah dan mendoakan bisa dilaksanakan secara aman.
Awalnya, warga berencana memanggul jenazah menerjang banjir karena kendaraan tak bisa melewati kawasan tersebut.
Akan tetapi, selepas dikoordinasikan dengan beberapa pihak, akhirnya, keranda jenazah dibawa menggunakan perahu agar lebih aman.
"Pemakaman lancar tanpa kendala berkat dukungan semua pihak, baik warga, BPBD, TNI dan Polri, serta pihak lain," ujarnya.
Katarina mengakui, belum ada persiapan khusus untuk proses pemakaman di tengah banjir.
Kejadian ini pertama di wilayahnya, selama dia menjabat sebagai lurah.
"Antisipasi kami tentu adalah koordinasi. Manakala ada kejadian serupa, akan kami koordinasikan dengan pihak terkait," terangnya.
Baca juga: Soal Isu Kudeta dan KLB, Ini Komentar Srikandi Partai Demokrat dari Kabupaten Semarang
Baca juga: Bupati Purbalingga Janjikan Layanan Penerbangan di Bandara JB Soedirman Mulai 22 April
Baca juga: Resmi Jadi Wali Kota Solo, Gibran Janji Tak Libur Sabtu-Minggu: Cek Vaksinasi Pedagang Pasar
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Jumat 26 Februari 2021 Rp 1.888.000 Per 2 Gram
Dia menambahkan, banjir menerjang wilayahnya untuk kedua kalinya dalam waktu berdekatan.
Kejadian pertama pada 13 Februari hingga 20 Februari. Tiga hari sempat surut, banjir kembali datang.
"Hampir seluruh wilayah kami terkena banjir. Total ada 4 RW. Banjir di RW 01 dan 02 paling parah. Di RW 03 dan 04, tak terlalu parah karena kondisi wilayah lebih tinggi," ujarnya. (*)