Berita Semarang
Tawarkan Jasa Dorong dan Atasi Motor Mogok di Muktiharjo Kota Semarang, Tri: Lumayan Buat Jajan
Tak ada peralatan dan keahlian khusus mendorong dan mengatasi motor mogok akibat banjir. Dia mengaku mahir secara otodidak.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Banjir merendam Jalan Muktiharjo Raya, Kota Semarang, Jumat (5/2/2021). Banjir setinggi lutut orang dewasa itu malah dimanfaatkan sejumlah anak dan remaja untuk mengais rejeki.
Banjir tersebut mengakibatkan puluhan motor yang berusaha menerjang air, mogok.
Apalagi, di dua titik, yakni Jembatan Sukarela, Tlogosari; dan Jembatan Ijo Condrorejo, Muktiharjo Kidul, ramai pengendara.
Jalur ini selalu ramai sebagai alternatif sekaligus kawasan padat pemukiman.
"Setiap banjir, saya mangkal di Jembatan Ijo atau pindah ke Jembatan Sukarela, menawarkan bantuan ke pengendara yang motornya mogok. Lumayan, uangnya bisa buat jajan, daripada di rumah saja," ucap Tri Wicaksono (14), saat ditemui Tribunbanyumas.com, Jumat.
• Curi Kalung Emas Teman Seusai Mangkal, PSK di Kota Semarang Dipolisikan
• Dapat Upah Rp 500 Ribu Sekali Taruh Barang, Daffa Ketagihan Edarkan Sabu di Kota Semarang
• Teror Truk Dilempar Batu saat Melintasi Mangkang Kota Semarang: Kaca Pecah, Pengemudi Luka Parah
• Tak Berizin dan Beroperasi di Dekat Masjid Agung Jawa Tengah, 2 Karaoke di Kota Semarang Dibongkar
Tak ada peralatan dan keahlian khusus untuk mendorong motor-motor yang macet akibat banjir itu. Dia mengaku mahir mengatasi motor mogok secara otodidak.
Sebelumnya, dia melihat orang dewasa mengatasi motor mereka yang mogok. Kemudian, Tri mempraktikkan dan berhasil.
"Di mesin karbu itu ada kabel, tinggal cabut saja, nanti air keluar semua. Setelah air habis, baru kami nyalakan," bebernya.
Dari jasa yang ditawarkan itu, para pemilik motor memberi upah seiklasnya. Mulai Rp 5.000 hingga Rp 10.000.
Mayoritas, mereka yang menggunakan jasa Tri dan kawan-kawannya adalah perempuan.
"Kalau ga ngasih, kami ga minta. Pokoknya, seikhlasnya saja. Niatnya kan bantu. Tapi, selalu aja ada yang ngasih," terangnya.
Menurut dia, dari jasa itu, dia dkk bisa mengantongi uang hingga Rp 150 ribu per hari.
Uang itu kemudian dibagi dengan teman-temannya. Dalam kelompok Tri, ada empat anggota.
Mereka mangkal di kawasan langganan banjir di Muktiharjo Raya mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
"Rata-rata, dapat segitu. Paling sepi, dapat Rp 50 ribu," jelasnya.
• Arhan dan Fantrie Dipanggil TC Timnas U-22 untuk SEA Games, Begini Harapan Pemain PSIS Semarang Itu
• Tak Kapok, Warga Pengalusan Purbalingga Kembali Disel untuk Kelima Kalinya Gara-gara Mencuri
• Kapal Digulung Ombak di Selatan Pulau Nusakambangan Cilacap, 1 Nelayan Hilang dan 3 Lainnya Luka
• Lihat Motor Tak Dikunci Setang, Warga Cilongok Banyumas Gondol Motor di Depan Warung Bebek Geseng