Berita Nasional

Kematian di DKI Jakarta Capai 190 Kasus Per Hari, Pemprov Buka 4 Lahan Baru Pemakaman

Angka kematian di DKI Jakarta tinggi. Bahkan, mencapai 190 jenazah yang dimakamkan setiap harinya.

Editor: rika irawati
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Kamis (21/5/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Angka kematian di DKI Jakarta tinggi. Bahkan, mencapai 190 jenazah yang dimakamkan setiap harinya.

Dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan pasien Covid-19 sehingga pemakamannya harus menggunakan prosedur tetap (protap) Covid-19.

"Kami memakamkan dengan protokol Covid-19 itu lebih kurang sehari ada 100 jenazah. Sedangkan yang non-Covid-19 itu lebih kurang 90 jenazah per hari. Jadi, ada 190 jenazah yang harus kami makamkan dalam sehari. Makanya, harus jaga kesehatan," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati di Balai Kota Jakarta, Senin (25/1/2021).

Baca juga: Masih Ada, Siswa Kelas 4 SD di Jakarta Dikeluarkan dari Sekolah Gara-gara Orangtua Nunggak Biaya SPP

Baca juga: Jakarta Darurat Covid-19, Pemprov DKI Hadapi Dua Masalah Ini, Epidemiolog UI Sarankan Lockdown

Baca juga: Komnas HAM Temukan 5 Alat Bukti dalam Kasus Penembakan Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek

Baca juga: Hampir 1 Bulan Jalani Isolasi Mandiri, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Masih Positif Covid-19

Karena angka kematian meningkat, Suzi mengatakan, pihaknya harus menyiapkan lahan baru pemakaman untuk mengantisipasi minimnya lahan makam.

Perluasan lahan membutuhkan waktu dan harus dilakukan secara bertahap.

"Kan tidak mudah dalam sehari memakamkan empat orang. Jadi, kami itu menyiapkan. Awalnya, kami mengakomodir di Tegal Alur (Jakarta Barat) dan Pondok Rangon (Jakarta Timur) yang sebetulnya itu bukan untuk Covid-19 tapi karena pandemi sehingga kami gunakan untuk mempermudah," ujar Suzi.

Pembukaan makam di Pondok Rangon dan Tegal Alur tersebut dilakukan Suzi karena saat awal pandemi, masyarakat khawatir terjadi penularan Covid-19 bila jenazah suspect ataupun terkonfirmasi dibawa ke rumah.

Karena itu, setelah jenazah dimandikan, langsung dibawa petugas ke pemakaman untuk segera dikebumikan atau dikremasi.

"Saat itu, pada pandemi pertama, kami menyiapkan makam dalam satu hari sekitar 30-40 lubang sehingga tidak memungkinkan di TPU lain karena TPU lain nggak ada lagi lahannya," ujar Suzi.

Untuk lahan atau tempat makam, saat itu hanya ada di Tegal Alur dan Pondok Rangon yang saat ini sudah penuh.

"Makanya, kami sekarang membuka lahan baru seperti Rorotan (Jakarta Utara), Srengseng Sawah (Jakarta Selatan), kemudian Bambu Apus (Jakarta Timur), serta TPU Dukuh (Jakarta Timur)," ujar dia.

Baca juga: Ditinggal Jualan Cilok ke Alun-alun, Rumah Kontrakan di Cangakan Karanganyar Ludes Terbakar

Baca juga: Pemkab Kudus Tegur Pengelola Makam Sunan Muria, Banyak Wisatawan Luar Daerah Kucing-kucingan

Baca juga: Ajak Sarapan Bareng, Petinggi Chelsea Pecat Frank Lampard sebagai Pelatih

Baca juga: 5 Berita Populer: Ketua DPRD Kudus Siap Donor Plasma Darah-Jam Malam di Purbalingga Pukul 21.00 WIB

Suzi menambahkan bahwa lahan di TPU Dukuh tidak hanya bagi jenazah Covid-19 tetapi juga untuk jenazah lain non-Covid-19 yang membutuhkan pelayanan.

"Jadi, kami pelan-pelan (perluasannya) dan kami juga dibantu (dinas lain) untuk penggunaan alat berat (pematangan lahan makam)," kata dia.

Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta sebelumnya membenarkan bahwa ada penyiapan dana sebesar Rp 185 miliar bagi pengadaan makam khusus jenazah Covid-19.

Suzi menyebutkan, uang yang disiapkan sebesar Rp 185 miliar itu digunakan untuk membeli lahan kuburan di lima lokasi, yakni TPU Srengseng Sawah, TPU Bambu Wulung (Bambu Apus), TPU Dukuh, TPU Semper, dan TPU Joglo.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved