Penanganan Corona

Jakarta Darurat Covid-19, Pemprov DKI Hadapi Dua Masalah Ini, Epidemiolog UI Sarankan Lockdown

Dalam 10 hari terakhir, tercatat enam kali lonjakan kasus Covid-19 dengan rata-rata penambahan harian melebihi angka 1.800 di DKI Jakarta.

Editor: deni setiawan
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengungkapkan adanya kemungkinkan penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Ibu Kota.

Dalam 10 hari terakhir, tercatat enam kali lonjakan kasus Covid-19 dengan rata-rata penambahan harian melebihi angka 1.800.

Lonjakan tertinggi terjadi pada 25 Desember 2020 dengan penambahan 2.096 kasus baru.

Baca juga: Mau Rapid Test Antigen Mandiri? Warga Karanganyar Bisa Lakukan di Dua Layanan Kesehatan Ini

Baca juga: Mulai Selasa Siang, Stasiun Kebumen Buka Layanan Rapid Test Antigen, Biayanya Cuma Rp 105 Ribu

Baca juga: Buaya Muara Ditemukan Mati di Perairan Segara Anakan Cilacap, Bobotnya Capai 100 Kilogram

Baca juga: Korban Tenggelam di Sungai Kaligatel Banyumas Sudah Ditemukan, Jaraknya 6 Km dari Lokasi Awal

Data teranyar menunjukkan terdapat 177.604 total kasus Covid-19 di Jakarta hingga 28 Desember 2020.

Dari jumlah tersebut, 14.500 pasien saat ini masih dirawat atau menjalani isolasi mandiri.

Sementara itu, 156.878 orang dinyatakan sembuh dan 3.226 orang meninggal dunia.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Syahrizal Syarif memprediksi kasus kumulatif di DKI Jakarta bisa menembus angka 240.000 pada awal Februari 2021.

Itu terjadi jika tidak ada perubahan yang berarti dalam menekan laju penularan.

Ia menilai, Pemprov DKI Jakarta harus mulai memberlakukan PSBB secara lebih ketat untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Idealnya, Pemprov DKI Jakarta melakukan lockdown atau karantina wilayah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Lebih lanjut Syahrizal mengingatkan, fasilitas pelayanan kesehatan DKI Jakarta bisa kewalahan jika kasus Covid-19 di Ibu Kota benar-benar menembus angka 240.000.

Jika ada 10 persen kasus aktif, artinya ada 24.000 orang yang harus menjalani perawatan atau isolasi.

"Pelayanan kesehatannya akan jadi sangat berat," kata Syahrizal seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (29/12/2020).

Kekurangan Tenaga Kesehatan

Diketahui bahwa Jakarta saat ini, yang memiliki kasus aktif sebanyak 14.500, kekurangan banyak tenaga kesehatan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved