Berita Pemalang
Tugu Gerobak Nasi Goreng Jadi Ikon Desa Jrakah di Pemalang, Ini Alasan Warga Membangunnya
Sebuah gerobak nasi goreng berwarna biru ditempatkan di atas tugu di samping gapura Desa Jrakah, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PEMALANG - "Loh, kok ada grobak nasi goreng nyangkut di sebelah gapura?". Pertanyaan ini acap terlontar dari pengguna jalan yang melintas di wilayah Desa Jrakah, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
Sebuah gerobak nasi goreng berwarna biru memang ditempatkan di atas tugu di samping gapura desa.
Tugu beton berpilar empat ini memiliki ketinggian sekitar 2 meter.
Tugu tersebut telah menjadi monumen kebanggaan warga dan menjadi ikon Desa Jrakah.
Pemerintah desa sengaja memajang gerobak itu lantaran alasan khusus.
Banyak dari warga Jrakah yang saat ini merantau dan menjadi penjual nasi goreng keliling.
Baca juga: Karena Hal Ini, Jalur Pendakian Gunung Slamet Melalui Basecamp Dipajaya Pemalang Ditutup Sementara
Baca juga: Inalilahi Wainalilahi Rojiun, 1 Bocah Tewas, 4 Luka-luka Tertimpa Pos Kamling Ambruk di Pemalang
Baca juga: Juniar Perkasa: Tiap Hari Ada 100 Lubang di Jalur Pantura Brebes Hingga Pemalang
Baca juga: Selip Ban Lalu Tergelincir, Mobil Nissan Livina Terperosok di Pinggir Tol Pemalang-Batang
Tak hanya di wilayah Pemalang Raya, penjual nasi goreng dari Jrakah juga terserbar di berbagai daerah di Indonesia.
Kepala Desa Jrakah, Taryono mengatakan, gerobak nasi goreng yang dipajang di samping gapura desa menjadi simbol pekerjaan yang dijalani warga.
"Di sini, ada 8 ribu penduduk. Dan, 20 persen lebih warga menjadi penjual nasi goreng di berbagai wilayah di Indonesia," paparnya melalui sambungan telepon, Selasa (12/1/2021).
Dia berharap, tugu gerobak nasi goreng ini menjadi pengingat, sekaligus penyemangat warga yang tengah merantau.
"Mereka merupakan pejuang bagi keluarga. Bahkan, tidak hanya merantau di Pemalang, ada yang di Kalimantan, Riau, Kudus, dan beberapa daerah lain," jelasnya.
Menurut Taryono, Tugu Gerobak Nasi Goreng itu dibangun sebulan lalu dari swadaya warga.
"Dana yang dihabiskan sekitar Rp 50 juta. Dana tersebut iuran dari warga Desa Jrakah," ucapnya.
Taryono pribadi juga pernah menjadi penjual nasi goreng keliling, tahun 1993 hingga 2006.
"Sebelum jadi kepala desa, saya juga jadi penjual nasi goreng. Karena itu, lewat Tugu Gerobak Nasi Goreng ini, kami ingin memberikan makna bahwa kami dibesarkan dari hasil penjualan nasi goreng," terangnya.
Baca juga: Sungai Ranu Meluap, 80 Rumah di Cilapar Purbalingga Kebanjiran
Baca juga: Longsor Tutup Jalan Provinsi di Desa Glempang Mandiraja, Jalur Banjarnegara-Kebumen Putus
Baca juga: Terima Notifikasi tapi Menolak Divaksin Covid, Bisa Dipejara dan Didenda Hingga Rp 100 Juta
Baca juga: Siap Gantikan Tamzil Jadi Bupati Kudus, Hartopo Tak Persoalkan Jika Tak Miliki Wakil
Saat ini, pembangunan tugu belum rampung 100 persen. Nantinya, setelah sempurna, warga akan menggelar tasyukuran.
"Tasyukuran akan kami gelar untuk mengingat latar belakang kami sebagai penjual nasi goreng keliling," tambahnya. (*)