Gunung Merapi Terkini
Warga Babadan Kabupaten Magelang Mengungsi Lagi setelah Dengar Gemuruh Merapi setiap Malam
Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi membuat warga di lereng gunung tersebut di Kabupaten Magelang kembali mengungsi.
TRIBUNBANYUMAS.COM, MAGELANG - Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi membuat warga di lereng gunung tersebut di Kabupaten Magelang kembali mengungsi.
Warga sempat mengungsi saat status Merapi naik menjadi Siaga pada November 2020. Namun, lantaran aktivitas gunung cenderung landai, warga akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Seorang warga Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Nur Intan (21), mengaku mulai mendengar gemuruh dari arah puncak Gunung Merapi.
Dusun Babadan I adalah salah satu dusun yang direkomendasikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Geologi (BPPTKG) untuk dikosongkan karena masuk kawasan rawan bencana (III).
"Sudah beberapa terakhir, kemarin (mendengar) gemuruh terus, setiap hari ada suara itu. Jadi ikut ngungsi lagi," ujar Intan, ditemui di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Rabu (6/1/2021).
Baca juga: UPDATE MERAPI: Muncul Guguran Lava Pijar Berdurasi 32 Detik di Sisi Barat Daya ke Alur Sungai Boyong
Baca juga: Siaga, Gunung Merapi Luncurkan Guguran Material Sepanjang 1.500 Meter Arah Kali Lamat
Baca juga: Berawal dari Pinjam HP Pacar, Remaja dan 2 Temannya di Magelang Jadi Tersangka Kasus Pornografi
Baca juga: KBM Tatap Muka Kembali Ditunda di Magelang, Wali Kota: Kami Tak Ingin Sekolah Jadi Klaster Baru
Intan bersama 245 warga Babadan I lain dievakuasi pada Selasa (5/1/2021), ke desa penyangga (sister village) Desa Banyurojo.
Sebagian besar mereka adalah kelompok rentan, yakni wanita, orang tua/lansia, ibu hamil/menyusui, anak-anak, orang sakit, dan difabel.
Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi menjelaskan, warga yang mengungsi lagi ini adalah warga yang sebelumnya sudah mengungsi ketika Merapi naik status dari waspada ke siaga, November 2020 lalu.
Pada 14 Desember 2021 mereka pulang ke rumah masing-masing. Walau begitu, mereka menyatakan siap dan bersedia jika sewaktu-waktu harus dievakuasi lagi seiring perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
"Pas kami pulang, ada penurunan (aktivitas Merapi). Tapi sekarang, ada kenaikan lagi sehingga kami mengungsi lagi sesuai imbauan pemerintah. Waktu itu, kami buat surat pernyataan kalau 'kami tetap ngikuti anjuran pemerintah'," jelasnya.
Wahyudi mengakui, ada rasa khawatir selama berada di rumah saat Merapi masih berstatus siaga.
Apalagi, beberapa hari terakhir, semakin sering terdengar suara gemuruh, terutama pada malam hari.
"Iya, setiap hari, kalau malam, kami dengar suara gemuruh atau guguran. Suaranya semakin hari semakin sering intensitasnya," imbuh Wahyudi.
Dihubungi terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto memaparkan, total jumlah pengungsi sampai Selasa (5/1/2021) pukul 18.00 WIB tercatat ada 508 jiwa, tersebar di 5 titik lokasi pengungsian.
"Sebagian besar mereka ada yang sebelumnya sudah dievakuasi, lalu pulang, dan kemarin mengungsi lagi ke TEA atau desa penyangga masing-masing," kata Edy.
Baca juga: UU Keamanan Hong Kong Memakan Korban, 50 Anggota Parlemen dan Aktivis Prodemokrasi Ditangkap
Baca juga: Masih Tunggu Hasil Lelang, BRT di Banyumas Dijadwalkan Beroperasi April
Baca juga: Rapid Test Antigen Kini Bisa Dilakukan di Seluruh Puskesmas di Karanganyar, Segini Tarifnya
Baca juga: 6 Rumah Paling Terdampak Tanah Gerak di Karanglewas Banyumas, Pemdes Kesulitan Cari Lokasi Relokasi