Penanganan Corona
Minimalisir Penumpukan Sampel Swab, Dinkes Purbalingga Wacanakan Penggunaan Rapid Test Antigen
Wacana penerapan tes cepat antigen ini muncul menyusul adanya pembatasan uji laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap sampel swab.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Dinkes Kabupaten Purbalingga berencana melakukan rapid test antigen terhadap pasien yang diduga terpapar Covid-19 maupun hasil tracing lanjutannya.
Tes cepat antigen adalah jenis tes Covid-19 dengan metode pengambilan swab.
Hasilnya bisa diketahui lebih cepat dari tes PCR yang harus menunggu waktu berhari-hari.
Baca juga: Sampel Hasil Tes Swab Menumpuk di Dinkes Purbalingga, Hanung Sebut Dampak Pembatasan Uji Lab PCR
Baca juga: Omset Layanan Jujag Jujug Sudah Capai Rp 132 Juta, Transaksi Tertinggi di Pasar Segamas Purbalingga
Baca juga: DPRD dan Pemkab Purbalingga Sepakat Tetapkan 4 Perda, Disiplin Warga Soal Prokes Mulai Diatur
Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan untuk mengadakan rapid test antigen agar hasilnya bisa segera diketahui.
"Jadi masyarakat yang telah diambil sampelnya bisa langsung tahu dan mengambil langkah isolasi jika hasilnya reaktif,” kata Hanung kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (24/12/2020).
Wacana penerapan tes cepat antigen ini muncul menyusul adanya pembatasan uji laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap sampel swab.
Dinkes hanya mendapat alokasi sampel sebanyak 100 sampel untuk diuji di Laboratorium RSMS Purwokerto.
Sementara rumah sakit di Purbalingga mendapat jatah 100 sampel.
Jatah pengiriman sampel 100 dari Dinkes ini terbilang sangat sedikit.
Terlebih, sampel sejumlah tersebut termasuk juga kiriman dari 22 Puskesmas di seluruh Purbalingga.
Sementara Dinkes juga rutin melakukan tracing dan testing terhadap permohonan pengambilan sampel swab.
Akibat pengiriman sampel swab yang terbatas ini, sampel yang tersimpan di Dinkes tak ayal menumpuk.
Ini melahirkan kekhawatiran tempat penyimpanan sampel tidak cukup menampung (overload).
Padatnya antrean uji lab sampel swab juga membuat hasil tes keluar lebih lama.
Padahal, masyarakat maupun pasien ingin segera mengetahui hasilnya untuk upaya pencegahan maupun penanganan selanjutnya.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, lamanya waktu untuk mengetahui hasil tes PCR menjadi permasalahan serius yang perlu diatasi.
Bisa saja, kata dia, mereka yang sudah diambil sampel swab tidak mau isolasi mandiri, atau malah bepergian dan melakukan kontak dengan orang lain.
Sehingga berpotensi menyebarkan virus jika ternyata dia telah tertular namun hasil tes belum keluar.
"Jika nantinya hasilnya negatif, tidak masalah."
"Tetapi jika hasilnya positif, ini tentu yang semakin menambah banyak kasus Covid di Purbalingga,” kata Tiwi kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (24/12/2020).

Baca juga: Bupati Cilacap dan Istri Sudah Negatif Covid-19, Tatto Pamuji Beri Tips Mempercepat Kesembuhannya
Baca juga: PT KAI Jalankan KA Purwojaya Saat Libur Nataru, Relasi Cilacap-Purwokerto-Gambir, Ini Jadwalnya
Bupati Tiwi pun menyetujui rencana Dinkes dan Puskesmas yang akan melakukan rapid test antigen guna mempercepat hasil dari sampel yang diambil.
Apalagi bersamaan dengan momentun libur Natal dan Tahun Baru, diperkirakan akan banyak pendatang yang berkunjung ke Purbalingga.
"Kami meminta pendatang dan wisatawan yang masuk ke Purbalingga juga harus menjalani rapid test antigen."
"Ini semata-mata untuk mencegah penyebaran Covid-19,” katanya.
Untuk diketahui, saat ini di Purbalingga total ada 2.542 pasien positif dan 92 orang di antaranya meninggal dunia.
Sampel Menumpuk di Dinkes
Pemkab Purbalingga gencar melakukan tes swab untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
Sayang, uji laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap sampel swab setiap harinya terbatas.
Akibat pembatasan ini, tak ayal banyak sampel swab di Dinkes Kabupaten Purbalingga menumpuk.
Dinkes hanya mendapat alokasi 100 sampel untuk diuji di laboratorium RSUD Prof Dr Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto per hari.
Sementara rumah sakit di Purbalingga mendapat jatah 100 sampel.
“Artinya, Purbalingga hanya bisa mengirim 200 sampel ke Laboratorium RSMS Purwokerto."
"Hal itu sebagaimana yang dirujuk Dinkes Jateng," kata Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (25/12/2020).
Karena pengiriman yang terbatas ini, otomatis sampel yang berada di Dinkes sudah menumpuk.
Sehingga, kata dia, dikhawatirkan tempat penyimpanan sampel tidak mencukupi.
Hanung mengatakan, jatah pengiriman 100 sampel, termasuk sangat sedikit.
Sebab sampel tersebut termasuk juga kiriman dari 22 Puskesmas di seluruh wilayah Purbalingga.
Sementara Dinkes juga rutin melakukan tracing dan testing terhadap permohonan pengambilan sampel swab.
Banyaknya sampel swab yang harus diuji di laboratorium memperpanjang antrean.
Hanung berucap, pihaknya baru mendapatkan hasil tes lab PCR setelah 5-7 hari setelah sampel dikirim.
Padahal, di sisi lain, masyarakat khususnya mereka yang diambil sampelnya ingin mengetahui cepat hasilnya.
"Ini tentunya menjadi kendala bagi kami."
"Inginnya kami cepat, dan orang yang telah diambil sampelnya melakukan isolasi terlebih dahulu sebelum hasilnya keluar,” kata Hanung. (Khoirul Muzakki)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Baca juga: Asano Kini Sudah Miliki Kursi Roda, PMI Banyumas Serahkan Alat Bantu Warga Kurang Mampu di Wangon
Baca juga: Perayaan Natal dan Libur Tahun Baru di Banyumas, Begini Cara Bupati Cek Kesiapan Protokol Kesehatan
Baca juga: Tertangkap Lagi, Produsen Tuak di Banjarnegara Ini Belum Puas Divonis Sebulan Kurungan
Baca juga: Jalur Bantar-Suwidak Wanayasa Banjarnegara Longsor, Penyaluran Logistik Korban Longsor Tersendat