Berita Ekonomi Bisnis
Omset Layanan Jujag Jujug Sudah Capai Rp 132 Juta, Transaksi Tertinggi di Pasar Segamas Purbalingga
Jujag Jujug adalah layanan belanja kebutuhan rumah tangga dan kuliner secara daring yang diinisiasi Pemkab Purbalingga.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Progam belanja online yang digagas Pemkab Purbalingga, Jujag Jujug, masih berjalan hingga sekarang.
Jujag Jujug adalah layanan belanja kebutuhan rumah tangga dan kuliner secara daring yang diinisiasi Pemkab Purbalingga.
Masyarakat cukup memesan kebutuhannya melalui nomor Whatsapp Customer Service (CS).
Barang pesanan akan diantar oleh driver ojol yang telah bekerja sama.
Baca juga: DPRD dan Pemkab Purbalingga Sepakat Tetapkan 4 Perda, Disiplin Warga Soal Prokes Mulai Diatur
Baca juga: Begini Rencana Penerapan Protokol Kesehatan Ibadah Natal di Gereja Purbalingga
Baca juga: Sepekan Ungkap Dua Kasus Narkoba, Wakapolres Purbalingga: Dibeli Buat Konsumsi Sendiri
Baca juga: 24 Anggota DPRD Purbalingga Jalani Tes Swab, Sempat Kontak dengan Staf Positif Covid-19
Program ini bekerja sama dengan pedagang di Pasar Segamas, Pasar Bobotsari, dan Pasar Bukateja, serta pelaku UMKM.
Data yang dihimpun, Jujag Jujug telah mencatatkan omset senilai Rp 132.662.850.
Omset ini diraih dari 879 transaksi sejak awal program itu diluncurkan, April hingga November 2020.
"Belum begitu besar, tapi sudah memberi manfaat bagi masyarakat," kata Sekretaris Dinperindag Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (23/12/2020).
Transaksi di Pasar Segamas paling banyak dengan 738 transaksi.
Total omset transaksi di pasar itu mencapai Rp 120.386.850.
Di Pasar Ikan 10 transaksi dengan nilai Rp 1.299.000.
Kemudian di Pasar Bukateja 2 transaksi senilai Rp 195.000, dan Pasar Bobotsari 23 transaksi senilai Rp 4.743.000.
Johan mengatakan, kebanyakan konsumen menggunakan layanan itu untuk memesan kebutuhan pokok.
Tiga pasar yang menjadi langganan program Jujag Jujug meliputi Pasar Segamas, Pasar Bobotsari, dan Pasar Bukateja.
Selainnya adalah pelaku usaha kecil menengah, khususnya yang bergerak di bidang kuliner.
"Rata-rata yang dipesan kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
Johan menyadari nilai transaksi Jujag Jujug belum begitu besar.
Ini antara lain dipengaruhi ketatnya persaingan antar penyedia jasa layanan serupa.
Tetapi pihaknya akan tetap mempertahankan dan memajukan program itu karena terbukti bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pihaknya akan memperbaiki manajemen layanan, termasuk memperbanyak jumlah pedagang yang bergabung dengan layanan ini.
Johan menyadari bisnis ini berjalan bermodalkan kepercayaan.
Pasalnya, konsumen tidak bisa memilih dan melihat barang secara langsung yang dipesan.
Karenanya, pedagang harus benar-benar menjaga kualitas barang agar disenangi pelanggan. (Khoirul Muzakki)
Baca juga: Tertangkap Lagi, Produsen Tuak di Banjarnegara Ini Belum Puas Divonis Sebulan Kurungan
Baca juga: Jalur Bantar-Suwidak Wanayasa Banjarnegara Longsor, Penyaluran Logistik Korban Longsor Tersendat
Baca juga: Polresta Banyumas Bekuk 2 Pencuri Penggilngan Padi, Beraksi dari Pemalang Hingga Wonosobo
Baca juga: Di Wonosobo, Pemkab Fasilitasi Pemasaran Online Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif