Berita Sragen
Perlintasan Siboto Kalijambe Ditutup Buntut Kecelakaan Mobil Patroli vs KA Brantas, Warga Protes
PT KAI menutup perlintasan tak berpalang tersebut menggunakan besi sepanjang 2,5 meter.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN – Perlintasan tak berpalang di Dukuh Siboto Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, ditutup pascakecelakaan mobil patroli vs KA Sembrani, Rabu (16/12/2020). Namun, kebijakan ini ditentang warga yang menolak lewat aksi.
PT KAI menutup perlintasan tak berpalang tersebut menggunakan besi sepanjang 2,5 meter.
Akibatnya, warga tak bisa lagi lewat perlintasan tersebut untuk memperpendek jarak.
Sambil membawa poster dan spanduk, mereka memprotes penutupan secara sepihak perlintasan tersebut. Poster dan spanduk yang dibawa berisi tulisan, di antaranya "bongkar portal", "buka jalan kami" hingga "Siboto menangis".
Baca juga: KA Brantas Tabrak Mobil Patroli Polsek Kalijambe Sragen, 2 Polisi Tewas dan 1 Anggota TNI Hilang
Baca juga: Anggota TNI Korban Mobil Pataroli vs KA Brantas di Sragen Ditemukan, Terbawa Arus Kedung Cempluk
Baca juga: Polres Sragen Bekuk 10 Pengedar Obat Terlarang, Beli di Apotek Pakai Resep Dokter Palsu
Baca juga: Calon Wakil Bupati Sragen Suroto Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Keluarga
Istikomah, seorang war yang turut serta dalam aksi mengatakan, penutupan palang kereta api ini dilakukan secara sepihak seusai terjadi kecelakaan yang memakan korban tewas dua anggota polisi dan satu prajurit TNI.
Istikomah mengatakan, penutupan akses masuk jalan Siboto oleh PT KAI Daop VI Yogyakarta itu membuat ribuan warga Siboto, Desa Kalimacan, kehilangan akses.
Kini, untuk keluar dari Siboto, warga harus memutar 4-5 kilometer. Itu pun lewat jalan yang kondisinya rusak.
Aksi penolakan penutupan perlintasan itu juga diikuti anak-anak dan ibu-ibu. Penutupan akses masuk dukuh itu membuat para anak-anak kehilangan akses ke sekolah.
"Tolong, pemerintah, portal ini dibuka. Kasihan anak-anak kami kalau akan pergi ke sekolah harus memutar jauh. Kalau harus memutar jalan tiga kilometer itu kan kasihan," ucap Istikomah.
Sementara itu tokoh masyarakat Siboto, Udin Faturrahman, meminta PT KAI Daop VI Yogyakarta membuka kembali akses warga. Sebab, pemasangan portal tersebut membuat perekonomian warga lumpuh.
Beberapa UMKM dan sekolah kehilangan akses. Setidaknya, ada empat sekolah, mulai dari PAUD, TK, SD Muhammadiyah, hingga MTSN 8 Sragen kehilangan akses.
"Buka kembali jalan kami agar ekonomi warga berjalan. Agar akses pendidikan bisa normal dan akses ibadah warga juga bisa berjalan," pinta Udin.
Pihaknya menilai, pemasangan portal itu tanpa ada komunikasi dengan warga. Setidaknya ada 500 KK yang terganggu aktifitasnya karena pemasangan portal tersebut.
Udin mengatakan, lewat penutupan permanen ini, Dukuh Siboto akan menjadi kampung terisolir dan kampung mati.
"Masyarakat akan terpinggirkan dari kegiatan perekonomian, masyarakat akan tertinggal pendidikannya dan masyarakat akan menanggung beban dengan penutupan ini. Kami mohon pemerintah daerah bisa memfasilitasi keluhan kami kepada PT KAI," ucap Udin.
Baca juga: Waduh, Hasil Pilkada Denpasar: Suara Golput Lebih Banyak dari Perolehan Suara Paslon Pemenang
Baca juga: Ingin Hasil Foto Produk Makanan Lebih Menarik? Berikut 5 Tips Memotret Pakai Ponsel
Baca juga: Berawal dari Pinjam HP Pacar, Remaja dan 2 Temannya di Magelang Jadi Tersangka Kasus Pornografi
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Kamis 17 Desember 2020 Rp 1.927.000 Per 2 Gram