Berita Jateng

Bakal Punya Banyak Jalan Tol, Jateng Butuh Investasi Sedikitnya Rp 130 Triliun

Terkait pembiayaan sejumlah ruas tol tersebut, dibutuhkan pendanaan atau market investasi senilai Rp 130 triliun.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MAMDUKH ADI PRIYANTO
ILUSTRASI. Simpang susun tol Adiwerna Kabupaten Tegal dengan latar belakang Gunung Slamet. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sejumlah ruas jalan tol di Jawa Tengah tengah digarap atau dalam proses pembangunan. Terkait pembiayaan sejumlah ruas tol tersebut, dibutuhkan pendanaan atau market investasi senilai Rp 130 triliun.

Saat ini, ruas tol yang tengah digarap misalnya tol Semarang-Demak yang memasuki pembangunan fisik.

Lalu, progres pembangunan ruas tol Solo-Yogya yang tengah dilakukan pembayaran pembebasan lahan terdampak.

Tidak hanya itu, sejumlah ruas jalan tol di Jateng direncanakan akan dibangun dalam lima tahun ke depan.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menuturkan, pihaknya mengupayakan membentuk segitiga emas yang dapat meningkatkan perekonomian dan konektivitas wilayah, khususnya Yogyakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar).

Baca juga: Mendadak Miliarder, Warga Klaten Ini Terima Ganti Rugi Sawah Terdampak Tol Solo-Yogya Rp 1,5 Miliar

Baca juga: Cek Perbaikan Jembatan di KM 427, Polres Semarang Pastikan Tol Semarang-Solo Siap saat Libur Nataru

Baca juga: Dikerjakan Kementerian PUPR, Sebentar Lagi Jateng Punya Tol Semarang Harbour Sepanjang 21 Km

Baca juga: Tol Solo-Yogya Yang Terkoneksi hingga Cilacap Diharapkan Dongkrak Ekonomi Kawasan Selatan Jateng

Saat ini, baru Semarang-Solo yang sudah terkoneksi jalan bebas hambatan. Ruas Solo-Yogya-Bandara Internasional Yogyakarta atau NYIA dan Bawen-Yogya, sedang proses.

"Tol Solo-Yogya dengan nilai investasi Rp 26,64 triliun dan konsesi 40 tahun ini sedang pembebasan lahan. Ditargetkan, rampung Januari 2024. Pekan depan syukuran, dimulai pekerjaan konstruksi. Ini termasuk cepat," kata Danang saat menjadi narasumber webinar yang diadakan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) Jateng, Minggu (6/12/2020).

Progres cepat yang dilakukan, kata dia, sama halnya dengan ruas Bawen-Yogya. Pada 13 November lalu, sudah dilakukan tanda tangan kesepakatan Badan Usaha Jalan Tol PT Jasamarga Yogya-Bawen.

Biaya investasi tol ini mencapai Rp 14 triliun dengan konsesi 40 tahun. Tol yang memiliki panjang 75,82 kilometer ini direncanakan beroperasi 2023.

Sejumlah simpang susun (SS) atau exit tol akan dibangun di Bawen, Ambarawa, Temanggung, Magelang, Borobudur, dan Banyurejo.

Tol segitiga emas ini akan mengkoneksikan tiga bandara, yakni NYIA, Adi Soemarmo, dan Ahmad Yani.

"Menempuh perjalanan antar-bandara ini hanya satu jam. Ini untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah," terangnya.

Danang menjelaskan, pembangunan tol di Jateng tidak hanya menyambungkan Joglosemar. Masih banyak program atau rencana pembangunan ke depan.

Jalan tol yang akan dibangun selanjutnya yakni Cilacap-Yogya, Tegal atau Pejagan-Cilacap, dan Pekalongan-Magelang, Semarang Harbour, Demak-Tuban.

Danang yang juga guru besar bidang transportasi Universitas Gajah Mada (UGM) ini menuturkan, ada rencana pembangunan ruas tol Cilacap-Yogya sepanjang 125,5 kilometer yang membutuhkan biaya Rp 25,9 triliun dan ruas Demak-Tuban sepanjang 176,9 kilometer dengan nilai Rp 27,4 triliun.

Keduanya masih dalam tahap outline business case, yakni perencanaan formal yang menjelaskan secara rinci, cakupan biaya, keterjangkauan, risiko, rute pengadaan, dan jadwal proyek.

Sementara, tol yang dalam tahap perencanaan penerbitan persetujuan prakarsa awal yakni ruas tol Tegal (Pejagan)- Cilacap sepanjang 99,8 kilometer dengan nilai Rp 20 triliun.

Ruas yang tengah persiapan transaksi atau lelang yakni tol Semarang Harbour dengan panjang Rp 20,9 kilometer dengan biaya Rp 11,4 triliun.

Sejumlah ruas tol yang akan dibangun di Jateng tersebut ada yang merupakan solicited atau inisiatif pemerintah serta unsolicited yang merupakan usulan badan usaha.

"Hari ini, jalan tol akan menjadi wilayah investasi menarik. Contoh, di gate tol Kalikangkung dimana saat kondisi PSBB (pembatasan sosial berskala besar) kemarin terjadi penurunan signifikan. Namun, traffic recovery-nya tinggi, reborn cepat. Bandingkan di bandara yang lambat, jalan tol tinggi. Ini satu hal positif," ujarnya.

Baca juga: 14 Guru SMP Negeri 3 Jekulo Kudus Positif Covid-19, 3 Guru Masih Dirawat di RS

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Senin 7 Desember 2020 Rp 1.921.000 Per 2 Gram

Baca juga: Cuti Selesai, Dyah Hayuning Pratiwi Kembali Jabat Bupati Purbalingga

Baca juga: Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji Positif Covid-19, Sejak Sabtu Jalani Isolasi Mandiri

Ia melanjutkan, pengembangan insfastruktur jalan tol di jateng cukup ekstensif. Serta akan masih dikembangkan menjadi jaringan jalan tol yang optimis.

Oleh karena itu, ia mengharapkan bermitra dengan pengusaha lokal, termasuk Bank Jateng, untuk keperluan supply chain financing. Skema pendanaan alternatif untuk mendorong percepatan pembangunan tol dibutuhkan saat ini.

Lewat skema ini, semua kontraktor dan supplier secara bersama-sama akan membayar lebih dulu dan saling membiayai proyek tersebut.

"Lewat supply chain selama konstruksi dan operasi yang terkelola baik, sedapat mungkin dilakukan pengusaha lokal termasuk Bank Jateng," kata Danang. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved