Berita Pendidikan
Guru Honorer Mestinya Lebih Tinggi Dibanding UMK di Jateng, Yudi Indras Wiendarto Punya Alasan Ini
Gaji memang bukan yang utama, tapi itu menjadi salah satu tolok ukur upaya pemerintah memberikan kesejahteraan pada guru.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
Harus melihat kesiapan sarana dan prasarana sekolah, kesejahteraan pendidik, dan tenaga kependidikannya.
"Mungkin hal itu bisa dilakukan di sekolah yang berada di kota, namun tidak mudah yang berada di wilayah pinggiran."
"Keterbatasan sarpras dan kuantitas serta kualitas guru menjadi alasannya."
"Gaji memang bukan yang utama, tapi itu menjadi salah satu tolok ukur upaya pemerintah memberikan kesejahteraan pada guru," imbuhnya.
Sementara, Plt Kepala Disdikbud Jateng, Padmaningrum menuturkan, saat ini di Jawa Tengah ada 22 ribu guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT).
Jumlah itu disebutnya sangat besar.
Pemprov Jateng memang telah memberikan tambahan insentif bagi mereka.
Belum lagi ditambah dengan guru-guru sekolah milik yayasan yang gajinya begitu minim.
"Problematika di bidang pendidikan itu memang banyak, tetapi secara bertahap diselesaikan," tuturnya. (Mamduh Adi)
Baca juga: Serapan Pajak Belum Penuhi Target Tahun Ini, BKD Kota Salatiga Masifkan Program Pendukung
Baca juga: Butuh Donasi Hingga 20 Ribu Ecobrick, DLH Kota Semarang Hendak Bikin Taman, Mulai Tahun Depan
Baca juga: Kisah Guru Honorer Nyambi Ojol Hingga Jual Telur Asin di Purbalingga: Pandemi Juga Memukul Saya
Baca juga: Ini Skenario KPU Jateng di 4 Kecamatan Jika Erupsi Merapi Terjadi di Hari Pencoblosan Pilkada 2020