Berita Jawa Tengah
PAD Jateng Masih Andalkan Pajak Kendaraan Bermotor, Begini Saran Sriyanto Saputro
Larangan mudik dan langkah pemerintah untuk melakukan pembatasan mempengaruhi pendapatan di sektor pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB).
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Selama ini, hampir semua daerah menggantungkan pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak kendaraan bermotor ataupun bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).
Pendapatan dari sektor ini memiliki nilai paling tinggi ketimbang sumber lain.
Namun, saat pandemi melanda yang berpengaruh terhadap menurunnya daya beli masyarakat akan kebutuhan tersier seperti kendaraan bermotor, PAD pun ikut melorot.
Baca juga: Lagi Cari Produk Fesyen dari UMKM? Belanja Saja di UVO II Jateng. Ada Promo Gratis Ongkos Kirim, Loh
Baca juga: Antisipasi Kasus Covid-19 Melonjak, Dinkes Jateng Tambah 2 ICU di Setiap RS Milik Pemprov
Baca juga: 34 Kabupaten/Kota di Jateng Setor Usulan UMK ke Gubernur, Hanya 10 Daerah yang Setor Satu Angka
Baca juga: Penghapusan Denda Pajak Kendaraan Hingga 19 Desember 2020, Program Kedua Pemprov Jateng
Pandemi juga disebut momentum yang tepat untuk melakukan inovasi mencari sumber pendapatan alternatif lain.
Data di Bapenda Jateng, PAD hingga Agustus 2020 terkoreksi negatif.
Dibandingkan, periode yang sama pada tahun lalu, 2019 ada penurunan minus 8,02 persen.
Plh Kepala Bapenda Jateng, Sri Sulistiyati menuturkan, penurunan pendapatan sektor pajak daerah mengalami koreksi minus 8,31 persen.
Pajak daerah jadi penyumbang terbesar terkoreksinya PAD Jawa Tengah.
Terutama pada pajak kendaraan bermotor (PKB) dan biaya pemilik nama kendaraan bermotor (BPNKB).
"Terbesar terkoreksi BPNKB yakni minus 33,37 persen."
"PKB minus 1,93 persen, pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) minus 11,16 persen."
"Minus ada di tiga pajak," kata Lilis, panggilan akrab Sri Sulistiyani kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (19/11/2020).
Kemudian, ada sumber pajak yang berbanding terbalik yakni pajak air permukaan positif 5,51 persen dan pajak rokok naik 25,50 persen.
Retribusi daerah juga lesu, mengalami penurunan hingga Agustus 2020, yakni terkoreksi minus 9,78 persen.
Begitu juga pada hasil pengelolaan PAD yang terpisahkan, yakni dari deviden Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Tengah sebesar minus 34,63 persen.
"Untuk hasil deviden BUMD itu angka sebelum RUPS (rapat umum pemegang saham)," jelasnya.
Menurutnya, pandemi virus corona mempengaruhi sektor pendapatan daerah.
Hal itu karena sejumlah aktivitas harus terkena dampak.
Misalnya, larangan mudik dan langkah pemerintah untuk melakukan pembatasan mempengaruhi pendapatan di sektor pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB).
Lalu sektor pajak biaya pemilik nama kendaraan bermotor (BPNKB) dimana masyarakat memilih menahan diri untuk tidak membeli kebutuhan tersier seperti kendaraan bermotor.
Sementara, Wakil Ketua Komisi C DPRD Jateng, Sriyanto Saputro menyatakan, sebelum ada corona sumber pendapatan memang banyak dari pajak kendaraan bermotor.
Adanya kemajuan teknologi, bisa saja kendaraan bermotor tergantikan dengan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan, sehingga tidak ada pajak kendaraan bermotor.
Padahal, ada alternatif atau inovasi sumber pendapatan lain.
Misalnya dengan menggenjot produktivitas BUMD di Jawa Tengah sehingga jadi sumber pendapatan.
"Harus perlu inovasi."
"BUMD di Jawa Tengah banyak, harapan itu jadi sumber pendapatan," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (19/11/2020).
Selain itu, pihaknya juga mendorong Pemprov Jateng untuk mengoptimalkan aset daerah yang dimiliki untuk dijadikan sumber pendapatan.
"Banyak aset yang mangkrak dan tidak terurus."
"Optimalisasi aset daerah bisa dilakukan."
"Setidaknya itu sumber pendapatan baru untuk Jawa Tengah."
"Jadi ini momentum untuk mulai melakukan inovasi agar sumber pendapatan tidak hanya dari pajak kendaraan bermotor," ujarnya.
Jika pendapatan dari non pajak kendaraan bisa digenjot secara maksimal, kata dia, bukan tidak mungkin bisa menggantikan perolehan pajak kendaraan bermotor. (Mamduh Adi)
Baca juga: Pamit Pergi Mencari Rumput, Pemuda di Karanggayam Kebumen Ditemukan Tewas di Hutan
Baca juga: Banjir Surut, Jalan Buntu-Sumpiuh Penghubung Banyumas ke Kebumen dan Yogyakarta Lancar Lagi
Baca juga: Mampir di Purbalingga, Tim Gowes Lanal Cilacap Bagikan Paket Sembako dan Gelar Tes Rapid ke Warga
Baca juga: Santri Positif Covid-19 Sudah Sembuh, Ponpes El Bayan Cilacap: Musibah Ini Jadi Pelajaran Berharga