Berita Nasional

Bupati dan 953 Warga Gunungkidul Jadi Korban DBD Sepanjang Januari-November 2020

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mencatat ada 954 orang terpapar DBD sejak Januari hingga November 2020.

Editor: rika irawati
TRIBUN BANYUMAS/SAIFUL MA'SUM
ILUSTRASI. Petugas melakukan fogging di beberapa titik rawan yang ada di Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal, Kamis (23/7/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, YOGYAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mencatat ada 954 orang terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari hingga November 2020.

Dari hampir 1.000 orang itu, Bupati Gunungkidul Badingah jadi satu di antaranya.

"Total, sampai bulan November ini, ada 954 kasus DBD, 4 di antaranya meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Sumitro, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (18/11/2020).

Dijelaskan, dari data Dinkes, kasus paling tinggi terjadi antara Januari hingga Maret 2020.

Adapun pada Januari, terdapat 143 kasus 1 meninggal. Sementara Februari, ada 257 kasus 2 meninggal, dan Maret 270 kasus 1 meninggal.

Mulai menurun pada April dengan 131 kasus, dan Mei 65 kasus. Bulan berikutnya, terjadi penurunan drastis.

Baca juga: Jadi Utusan Khusus Presiden Jokowi, Ini Misi Luhut Bertemu Presiden AS Donald Trump

Baca juga: 820 Warga Magelang Mengungsi di 9 Titik Pengungsian Merapi, Begini Kondisinya

Baca juga: Tak Bisa Bersaing di Moto2, Pebalap Indonesia Andi Gilang Harus Turun Kasta ke Moto3 di MotoGP 2021

Baca juga: Tak Didampingi Pengacara, Wasmad Langsung Bacakan Eksepsi di Sidang Perdana Kasus Konser Dangdut

Tren penurunan terlihat mulai Juni dengan 34 kasus, Juli 20 kasus, Agustus 13 kasus, September 8 kasus, Oktober 6 kasus dan November sampai Selasa (17/11/2020) ada 7 kasus.

Untuk sebaran wilayah endemik DBD, tidak mengalami perubahan yakni, Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Wonosari dan Patuk.

Saat ini, pihak terkait berupaya melakukan pencegahan dengan sejumlah program.

Mulai dari pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan koordinasi lintas sektoral dari tingkat kabupaten hingga desa diperkuat.

Kepada masyarakat, Sumitro mengimbau penerapan pola hidup bersih dan sehat.

Adapun di antaranya, dengan 3 M (menutup, menguras, dan mengubur) benda-benda sekitar lingkungan karena berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Menurutnya, PSN paling efektif sebagai upaya pencegahan DBD.

"Telur atau jentik, dalam lima hari akan menjadi nyamuk sehingga bisa menularkan DBD meski sudah dilakukan fogging," ucap Sumitro.

Baca juga: Longsor Banjarpenepen Banyumas: Tim SAR Cari Basuki di Lokasi Dekat Kedua Anaknya Ditemukan

Baca juga: Longsor Banjarpanepen Banyumas: Warga Siapkan Liang Lahat bagi Basuki di Samping Istri dan Anaknya

Baca juga: Siap-siap, Tim Gabungan Gelar Razia Penertiban Pakir di Purwokerto Mulai Hari Ini Hingga Desember

Baca juga: Tak Segera Urus BPKB Nasabah Senilai Rp 124 Juta, Karyawan Dealer Motor Dipolisikan Atasan

Terpisah, Bupati Gunungkidul Badingah mengakui, beberapa bulan lalu, dirinya sakit DBD.

Selama berhari-hari dia menjalani perawatan meski hanya di rumah pribadi.

Untuk itu, Badingah mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pembersihan lingkungan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "954 Warga Gunungkidul Terjangkit DBD Selama 2020, Termasuk Bupati".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved