Berita Purbalingga

Geliat Ekspor Sapu Glagah Purbalingga di Tengah Pandemi, Tiap Hari Tidak Pernah Menganggur

Penyelenggara sekolah biasa memborong produk sapu, khususnya saat tahun ajaran baru atau kenaikan kelas, tapi saat ini sedang sepi-sepinya.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Setiawan, warga Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga fokus menatap pekerjaannya. 

Tangannya cekatan menganyam glagah pada ujung tongkat bambu.

Wajar dia secara cepat menyelesaikannya. 

Baca juga: Nyawa Suparno Tak Tertolong, Sempat Dibawa ke Rumah Sakit, Tabrakan Dua Motor di Purbalingga

Baca juga: Jumat Malam Logistik Pilkada Sudah Sampai, Langsung Disimpan di Gudang KPU Purbalingga

Baca juga: Butuh Waktu Satu Jam Evakuasi Mobil Nyemplung Sawah, Menyerempet Motor di Kemangkon Purbalingga

Satu sapu selesai, Setiawan membuat kembali dengan bahan baku yang masih ada.

Ia mengulang pekerjaan itu hingga ratusan sapu berhasil diproduksinya. 

Di hadapannya, banyak glagah kering yang masih menggunung. 

Tongkat bambu untuk bahan pegangan sapu masih menumpuk.

Masih banyak pekerjaan menunggu.

Ia juga harus merapikannya (finishing) agar produknya pantas jual.

Di ruang lain, sapu glagah yang telah jadi ditata bertumpuk.

Alat kebersihan itu sudah siap disetor ke pengepul. 

Pandemi Covid-19 rupanya tak begitu memengaruhi aktivitas usahanya.

Tiap hari, ia dan beberapa pekerja lain nyatanya tak pernah menganggur.

Meski sepi di luar, di dalam rumah itu mereka sibuk memproduksi sapu.  

“Sehari 4 orang bisa mengerjakan 200 sapu glagah," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (16/11/2020).

Saat banyak usaha lain tutup karena pandemi, industri sapu glagah di Purbalingga tetap bergeliat.

Permintaan sapu glagah masih tinggi, terutama dari mancenegara.

Meski diproduksi skala rumahan, siapa sangka, produk kerajinannya diminati masyarakat internasional.

Ribuan sapu glagah hasil karyanya rutin diekspor ke Taiwan dan Korea. 

Setiawan, perajin sapu glagah di Desa Kajongan, Bojongsari, Kabupaten Purbalingga menganyap dan membuat sapu untuk diekspor, Senin (16/11/2020).
Setiawan, perajin sapu glagah di Desa Kajongan, Bojongsari, Kabupaten Purbalingga menganyap dan membuat sapu untuk diekspor, Senin (16/11/2020). (TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI)

Baca juga: Cegah Murid Bosan, Calon Guru Penggerak di Cilacap Manfaatkan Film dan Tik Tok sebagai Media Ajar

Baca juga: Dodi Kangen Keluarga, Mengintip Keseharian Pasien ODGJ di Panti Sosial Eks Psikotik Cilacap

Produk sapu glagah itu dibawa pengepul untuk dikirim ke luar negeri.

Tetapi tidak semua produknya dikirim ke luar negeri.

Sebagian produk sapu glagah dijual untuk dipasarkan di dalam negeri.

Ia juga mengirim produknya ke Muntilan, Magelang, serta di wilayah lokal Purbalingga

Tetapi kebanyakan produknya diekspor ke luar negeri.

Ia lebih tertarik mengekspor produknya karena harga pasar internasional lebih tinggi.

Dengan begitu, keuntungannya lebih besar dibanding ia menjualnya daerah. 

“Yang ekspor bukan hanya produk dari sini, dari pengrajin lain juga."

"Ditampung pengepul terus dibawa ke Jakarta," katanya.

Di sisi lain, permintaan sapu glagah di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini justru menurun di pasar lokal.

Ini diakui Fifiani, pedagang di toko aneka kerajinan sisi Jalan Raya ruas Purbalingga-Bobotsari, tepatnya di Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari. 

Fifiani berucap, sapu glagah jualannya sepi pembeli.

Ini juga berlaku untuk sapu dari bahan lain, semisal sapu ijuk.

Kebijakan belajar di rumah selama pandemi Covid-19 bagi siswa turut memengaruhi. 

Penyelenggara sekolah biasa memborong produknya, khususnya saat tahun ajaran baru atau kenaikan kelas.

Maklum, sapu jadi perlengkapan wajib di sekolah untuk membersihkan lantai ruangan sekolah atau kelas.

Tetapi lantaran pembelajaran di sekolah ditiadakan atau beralih di rumah, permintaan sapu glagah untuk kebutuhan sekolah di tokonya pun sepi. 

"Biasanya pihak sekolah sekali beli sampai 50 biji, 100 biji," katanya. (Khoirul Muzakki)

Baca juga: Terdampak Prank Liga 1, PSIS Semarang Bakal Jual Aset, Yoyok: Bayar Keterlambatan Gaji Pemain

Baca juga: Lebih Cepat Dibanding PCR, Rapid Swab Antigen Diterapkan Mulai Pekan Depan di RSUD Karanganyar

Baca juga: Anna Maria Minta Dua Kali Lipat, Irwan Hidayat: Jadi Bintang Iklan Sido Muncul Termahal

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved