Berita Jateng

Penanganan Covid-19 Klaster Ponpes, Sekretaris RMI PWNU Jateng: Ponpes Harus Dilihat sebagai Subjek

Sekretaris Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jateng, Abu Choir, mengatakan, penanganan corona di ponpes harus khusus.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Webinar terkait kesiapan pondok pesantren mengantisipasi Covid-19 via Zoom, Minggu (25/10/2020). 

Sementara itu, berdasarkan data yang disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, ada 923 kasus Covid-19 di klaster pondok pesantren di Jateng.

Jumlah itu secara persentase sebanyak 44,6 persen dari total keseluruhan paparan covid.

Dari jumlah itu, 123 orang dirawat di ruang isolasi khusus, 446 karantina mandiri, 82 orang dirawat di rumah sakit, dan 272 sembuh.

Sementara, Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Jawa, Arie Rukmantara menambahkan, Jogo Santri bisa jadi suritauladan dalam memutus mata rantai Covid-19.

Baca juga: 40 Warganya Memilih Berobat ke Luar Daerah, Bupati Tegal Umi Azizah: Sakitnya Tuh di Sini

Baca juga: Kandang Ayam di Grobogan Terbakar: 40 Ribu Ayam Terpanggang, Kerugian Hingga Rp 2,5 Miliar

Baca juga: Di Politeknik Banjarnegara, Wisudawan Dapat Souvenir Kelulusan 10 Bibit Pohon

Baca juga: Gempat Magnitudo 5,9 Guncang Pangandara, Terasa Hingga Bumiayu dan Paguyangan Brebes

Secara kuantitatif, kata dia, anak-anak yang terpapar Covid-19 memang tidak besar. Namun, jangan sampai mereka tertular virus yang belum ada obatnya ini.

"Memang, harus ada perubahan melaksanakan pendidikan. Adik-adik santri berubah cara belajarnya. Memang harus beradaptasi. Cara belajar yang dimodifikasi. Ponpes mampu mencari cara terbaik, sistem pembalajaran di masa pandemi. Sebab, pandemi tidak berakhir dalam waktu yang cepat," tuturnya.

Di sisi lain, pada kasus 13 santri Pondok Modern Selamat Kendal yang terpapar Covid-19, kini mendapat penanganan yang cepat.

"Ketika ada rapid tes, ada 62 santri yang reaktif. Kami beker jasama dengan puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kendal. Dalam tes lanjutan, hanya 13 santri yang positif," kata Wakil Pimpinan Ponpes Modern Selamat Kendal, Almunfarijah.

Para santri yang terpapar Covid-19 itu kini menjalani isolasi di tempat khusus yang jauh dari asrama.

"Kami sangat terbuka, bekerja sama dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal," katanya.

Sementara itu, santri perempuan Adestya Hera Sabila dari Ponpes Al-Uswah Kota Semarang mengaku, pesantrennya berusaha menerapkan kebiasaan baru untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Tradisi cium tangan kiai dan nyai, kini ditiadakan. Bila semula, kami biasa saling pinjam-meminjam barang, kini juga dilarang. Sementara, budaya pesantren yang menerapkan hidup sehat dan bersih makin diperketat. Bila ada santri yang tidak memakai masker, akan dihukum membersihkan lingkungan pesantren," kata Sabila. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved