Berita Semarang
Tujuh Buruh dari Klaster Demo Tolak UU Cipta Kerja di Kota Semarang Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Tujuh orang dari klaster demo tolak omnibus law telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tujuh orang dari klaster demo tolak omnibus law telah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam, Selasa (20/10/2020).
"Sudah ada tujuh buruh yang konversi menjadi negatif," beber Hakam.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Semarang menyampaikan, ada 11 orang dari klaster demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja dinyatakan positif Covid-19. Rinciannya, 10 orang merupakan pendemo dari kalangan buruh dan satu orang merupakan kontak erat.
Baca juga: Muncul Klaster Demonstrasi, Dinkes Kota Semarang Catat Ada 10 Buruh Positif Covid-19
Baca juga: UNS Surakarta Lockdown Kampus, Dua Pejabat Meninggal Karena Covid-19, Riwayat Pergi ke Ubud Bali
Baca juga: Update Corona di Batang, 24 Tenaga Medis Puskesmas Positif Covid-19, Berikut Ini Data Lengkapnya
Baca juga: Satu Pegawai Disdukcapil Temanggung Positif Covid-19, Diketahui Seusai Berkunjung ke Kebumen
Sembuhnya tujuh orang dari klaster demo berarti menyisakan empat orang yang masih dinyatakan positif. Hakam menambahkan, empat orang tersebut kini masih menjalani isolasi di rumah dinas Wali Kota Semarang.
Dia juga menegaskan, sejauh ini, tidak ada penambahan kasus dari klaster demo tolak omnibus law. Dia berharap, tidak ada lagi kasus penambahan Covid-19 di Kota Semarang, termasuk dari klaster demo.
"Tidak ada penambahan. Kami berharap, kasus positifnya bisa terus berkurang," ucapnya.
Sementara, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menargetkan dapat masuk zona hijau sebelum pesta demokrasi Pilwakot Semarang 2020.
Pjs Wali Kota Semarang, Tavip Supriyanto mengatakan, saat ini, Kota Semarang berada pada zona oranye dan sedang beranjak ke zona kuning.
Dia berharap, Kota Semarang sudah zona kuning atau bahkan hijau sebelum Pilwakot Semarang digelar.
"Saat ini masih oranye, alhamdulillah beranjak ke kuning. Mudah-mudahan, sebelum pilkada sudah kuning bahkan hijau," ucap Tavip usai melakukan operasi protokol kesehatan di Jalan Pahlawan, Selasa.
Menurut Tavip, kunci agar dapat masuk ke zona hijau yakni disiplin menjaga protokol kesehatan. Karena itu, Pemkot Semarang terus gencar melakukan operasi penegakan protokol kesehatan.
Baca juga: Jenazah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Dimakamkan, Hindun: Mas Nunung Sosok Kalem dan Sejuk
Baca juga: Main Agresif Sejak Menit Awal, Timnas U-19 Indonesia Gulung Hajduk Split 4-0
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, 21 Oktober 2020 Rp 2.037.000 Per 2 Gram
Baca juga: Siapkan Payung, Hujan Diperkirakan Turun di Purwokerto Siang Hingga Malam
Pemberian sanksi untuk pelanggar masih diberlakukan, sedangkan pemberian hadiah bagi masyarakat yang tertib juga masih dilakukan.
"Kami memberikan penghargaan sekadar sembako dan obat-obatan kepada masyarakat yang patuh, yang tertib," paparnya.
Dia menilai, operasi penegakan protokol kesehatan sangat efektif menyadarkan masyarakat. Sebenarnya, masyarakat membawa masker namun terkadang lalai untuk memakai. Ini menjadi tugas Pemkot untuk mengingatkan mereka yang lalai.
Dengan semakin masifnya operasi penegakan protokol kesehatan, tingkat kesadaran masyarakan menggunakan masker juga semakin baik. Sebaliknya, jumlah pelanggaran semakin menurun.
"Operasi yustisi kami lakukan setiap hari. Itu kami evaluasi. Masing-masing kecamatan membuat laporan ke kami jumlah pelanggaran dan laporannya. Saya lihat hari ke hari semakin menurun," ujarnya. (*)