Berita Brebes

Tuding Hasil Swab Akal-akalan RS, Keluarga 2 Pasien Covid-19 Meninggal di Brebes Tolak Diperiksa

Keluarga di Brebes, Jawa Tengah, menolak di-tracing meski kerabat mereka telah dinyakan positif Covid-19 dan bahkan meninggal dunia.

Editor: rika irawati
Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi pencegahan corona 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BREBES - Keluarga di Brebes, Jawa Tengah, menolak di-tracing meski kerabat mereka telah dinyakan positif Covid-19 dan bahkan meninggal dunia. Alasannya, mereka menganggap hasil tes swab hanya rekayasa pihak rumah sakit.

"Mereka, pihak keluarga, tidak mau tracing, tidak mau diperiksa. Alasannya, menganggap hasil uji swab hanya akal-akalan pihak rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Sartono, Selasa (13/10/2020).

Berawal dua pasien tak percaya Covid-19

Sartono mengemukakan, awalnya, ada dua orang pasien yakni L, warga Desa Kemurang, Kecamatan Tanjung; dan M, warga Kecamatan Ketanggungan, Brebes, yang dirawat di rumah sakit.

Pasien berninisial L mengalami sesak napas dan batuk hingga harus dirawat di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Baca juga: 2 Warga Positif Covid-19 di Brebes Meninggal setelah Memaksa Pulang dari Perawatan Rumah Sakit

Baca juga: Satu Anggota Dewan Positif Covid-19, DPRD Temanggung Lockdown Lokal

Baca juga: Tambah Dua Pasien Covid-19 Meninggal di Banyumas, Total Hingga Saat Ini 15 Orang

Sedangkan M, mengalami demam tinggi, batuk dan flu. M sempat dirawat di RS Bhaksi Asih Brebes.

Hasil uji swab keduanya dinyatakan positif Covid-19.

Meski telah dinyatakan terinfeksi sekaligus mengalami gejala, kedua pasien tidak percaya dengan hasil tersebut.
Memaksa pulang, akhirnya meninggal

Karena tidak percaya terpapar Covid-19, mereka memaksa agar dipulangkan dari RS. Mereka merasa sudah membaik walaupun dokter sebenarnya belum memperbolehkan.

"Alasan kondisi badan membaik, keluarga tidak percaya dan memaksa pulang. Padahal, masih perlu perawatan medis. Kalau merasa lebih baik itu karena faktor masuknya oksigen saat di rumah sakit," ujar Sartono.

Mereka pun nekat pulang dan beberapa waktu kemudian meninggal dunia.

"Akhirnya, mereka meminta pulang paksa. Namun, apa yang terjadi, keduanya meninggal dunia di rumahnya tak lama kemudian," kata Sartono.

Keluarga kontak erat tak mau diperiksa

Tak berhenti di situ, keluarga pasien itu kini tak mau diperiksa. Padahal, mereka telah berkontak erat dengan pasien Covid-19 sebelumnya.

Baca juga: Ronaldo Positif Covid-19, Bakal Absen di Laga Juventus Vs Barcelona Jika Waktu Sembuh Seperti Dybala

Baca juga: Apple Rilis Iphone 12 Mini, Ini Harga dan Spesifikasinya

Baca juga: Banyumas Segera Punya BRT: Difasilitasi Kemenhub, Direncanakan Punya 6 Koridor

Sebab, mereka menganggap kerabatnya meninggal bukan lantaran Covid-19.

Sartono menyayangkan masayarakat mempercayai isu rumah sakit men-covid-kan pasien. Keluarga tersebut tidak mau di-tracing karena menganggap hasil positif Covid-19 hanya akal-akalan dari rumah sakit. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Keluarga Tak Mau Di-tracing, Sebut Swab Hanya Akal-akalan Rumah Sakit"". 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved